kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan investor membeli saham perdana Indonesia Kendaraan Terminal


Senin, 02 Juli 2018 / 19:47 WIB
Ini alasan investor membeli saham perdana Indonesia Kendaraan Terminal
ILUSTRASI. Penawaran Perdana Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar saham bergerak volatile, sejumlah perusahaan tak gentar menawarkan saham perdana kepada publik. Di antara beberapa perusahaan yang berencana IPO tahun ini, ada PT Indonesia Kendaraan Terminal yang akan melantai di BEI pada 9 Juli mendatang.

Setelah menggelar roadshow dari 28 Mei sampai 22 Juni 2018 kepada calon investor korporasi, Indonesia Kendaraan Terminal juga menawarkan sahamnya kepada calon investor perorangan. Hari ini (2/7) sampai besok (3/7), anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) itu menawarkan saham perdana kepada publik di bilangan Jakarta Pusat.

Memang, tak ada antrian mengular. Tapi, satu per satu investor datang dan menyatakan minatnya membeli saham perdana perusahaan bongkar muat ini. Dari pantauan Kontan.co.id, sejak jam 9.30 WIB baru ada investor bertandang di jam 11.00 WIB siang. Semakin siang, makin banyak investor datang apalagi selepas jam makan siang tiba.

Ya, ada banyak alasan untuk membeli saham-saham di saat penawaran perdananya (IPO). Terutama adalah harga yang ditawarkan cukup murah. Jika kondisi pasar sedang bagus dan perusahaan punya pondasi fundamental kuat, harganya bisa melesat di saat hari pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Seperti Joni Santoso, pensiunan yang tertarik memboyong 3.000 saham Indonesia Kendaraan Terminal. Dia menilai, perusahaan yang akan melantai di BEI pada 9 Juli mendatang ini punya prospek bagus. "Saya lihat di belakangnya ada negara, selain itu bisnisnya cukup menarik karena pelabuhan kan jadi pintu ekspor kita ke luar negeri," kata Joni.

Joni mengaku belum membaca prospektus IKT secara lengkap. Namun, dia memprediksi transaksi perusahaan dalam menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) jadi salah satu keunggulan lainnya.

Ini bukan kali pertama Joni membeli saham IPO. Dia menyebut, jika harganya naik sesuai ekspektasi dia tak segan melepas saham yang belum lama dikempit itu. "Saat IPO yang saya lihat fluktuasi harga," ujar dia.

Sayang, Joni malu-malu saat ditanya berapa target keuntungannya. "Yang penting sama-sama makmur," kilahnya.

Investor lainnya, Ilham, beralasan Indonesia Kendaraan Terminal punya fundamental bagus terlepas dari sektor usahanya yang menjanjikan.

Ilham mengaku baru pertama kali membeli saham perdana, setelah dua tahun mengenal dunia pasar modal. Saat penawaran saham perdana, Ilham membeli 500 saham. Jika respons pasar bagus saat pencatatan saham perdana, dia bilang ada kemungkinan menambah kepemilikan saham di perusahaan ini.

Lain dengan Joni, Ilham berencana mendekap saham ini lebih lama. Tapi, biasanya dia akan melepas koleksi sahamnya jika sudah untung minimal 30%.

Sedangkan, investor lain bernama Hendra mengaku masih menjajal saham perdana Indonesia Kendaraan Terminal. Di masa penawaran ini, Hendra baru mengantongi sebanyak 5.000 saham. Jika pasar kondusif dan harganya bagus, dia tak segan menambah porsi di perusahaan jasa pelabuhan ini.

Sebagai pensiunan, Hendra mengalokasikan sebagian investasinya di pasar modal. Membeli saham-saham IPO jadi salah satu strateginya membeli perusahaan berfundamental bagus di harga kompetitif.

Sayang, Hendra enggan membeberkan target keuntungan dari saham ini. “Tergantung sahamnya saya tidak bisa bilang karena berbeda-beda setiap saham,” kata dia.

Hendra juga sempat mengempit saham-saham blue chip seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) saat harganya masih di level Rp 12.000-an.

Meski pasar sedang volatile, baik Joni, Hendra maupun Ilham mengaku tak khawatir harga saham yang baru dibeli bisa anjlok. "Saya simpan untuk jangka panjang," kata Ilham.

Begitu juga dengan Joni, di tengah volatilitas IHSG yang terjadi dia optimis saham perdana yang dikoleksinya bisa mendatangkan keuntungan. "Kalau harganya turun itu jadi salah satu risiko, tapi saya yakin ini barang bagus," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×