kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia di ambang resesi, begini dampaknya ke IHSG


Rabu, 23 September 2020 / 20:32 WIB
Indonesia di ambang resesi, begini dampaknya ke IHSG
ILUSTRASI. Koreksi IHSG masih berpotensi terjadi hingga bulan depan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tinggal menunggu pengumuman resmi, Indonesia akan masuk ke jurang resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun meramal pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal III-2020 bakal berada di rentang -2,8% hingga -1%.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, kabar masuknya Indonesia ke masa resesi bukanlah kejutan yang baru. Sejumlah negara juga masuk ke fase resesi. Tapi, tekanan jual di pasar saham diperkirakan akan berlangsung sampai akhir bulan September.

Aria memproyeksi, tekanan  jual ini akan berlangsung sampai pasar kembali melihat rilis data di Oktober, yakni laporan final kinerja keuangan emiten di kuartal ketiga. Setelah itu,  akan terjadi rebalancing portofolio yang dilakukan pelaku pasar.

“Dengan kondisi saat ini, resesi akan menjadi sentimen jangka pendek tapi menjadi peluang jangka panjang ketika terjadi pemulihan kembali,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Rabu (23/9).

Baca Juga: Keok 3 hari beruntun, IHSG diproyeksikan rebound pada Kamis (24/9)

Senada, Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan, resesi sebenarnya sudah diantisipasi oleh pasar. Yang menjadi kekhawatiran saat ini adalah revisi turun target pertumbuhan ekonomi. Faktor inilah yang tidak diapresiasi pelaku pasar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun akan berada di kisaran -1,7 % hingga -0,6%. Sebelumnya, Bendahara Negara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi domestik masih berada di kisaran -1,1% hingga 0,2%.

Nico mencontohkan, saat negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan revisi turun pertumbuhan ekonomi, pasar saham merespons negatif. Namun, ketika data gross domestic product (GDP) dirilis dan hasilnya adalah kontraksi serta resesi, pasar saham masih bisa naik.

Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 4.917,95 setelah melemah 0,33%. IHSG sudah keok tiga hari beruntun sejak Senin (21/9).

Baca Juga: IHSG diprediksi rebound teknikal pada Kamis (24/9)

Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Sekuritas menilai, IHSG saat ini sudah menyentuh nilai wajarnya (fair value). Sebenarnya, tanda-tanda resesi pun juga sudah jelas terbaca. “Dari sebulan lalu sudah jelas pertumbuhan GDP di kuartal ketiga sudah pasti negatif secara year-on-year,” terang Sebastian kepada Kontan.co.id, Rabu (23/9).

Apalagi, ditambah pemerintah kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid kedua yang semakin menegaskan GDP kuartal ketiga masih akan negatif. Sebastian menilai, potensi IHSG untuk turun kembali masih terbuka lebar.

Jika kasus harian positif corona naik ke 5.000, maka akan semakin memunculkan risiko penurunan lebih dalam bagi IHSG. Trimegah Sekuritas masih mengkaji ulang target IHSG hingga akhir tahun 2020 seiring dengan perkembangan vaksin Covid-19.

Nico memproyeksikan, IHSG akan berada di level 5.364 hingga akhir 2020. Sementara dengan skenario pesimistis, Aria memproyeksi IHSG hanya bisa sampai di  level  5.000 dan dengan skenario optimistis bisa menyentuh level  5.200 di akhir 2020. 

Baca Juga: IHSG turun hari ketiga ke 4.917,97 pada Rabu (23/9), aksi jual asing masih besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×