Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,70% dibanding hari sebelumnya ke level 5.707,83 pada perdagangan Selasa (6/6). Pelemahan indeks salah satunya akibat memerahnya kinerja emiten sektoral. Diantaranya sektor konstruksi, perbankan, dan properti.
Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest menyatakan, aksi jual investor asing alias net sell juga masih terlihat. Pasar mengantisipasi laporan Energy Information Administration (EIA) mengenai cadangan minyak dunia. "Di mana jika negatif maka akan menekan harga minyak dunia dan menekan bursa global," ujarnya.
Laporan harga minyak dunia tersebut akan menentukan sentimen global, yang pada akhirnya juga berdampak di pasar Indonesia. "Otomatis IHSG juga bisa terdampak di tengah minimnya sentimen positif di pasar domestik. Selain itu, pengumuman dari European Central Bank (ECB) dan hasil PDB Jepang juga akan menjadi fokus investor," ujar Aditya, Selasa (6/6).
Riska Afriani, analis OSO Sekuritas menilai, pasar saat ini juga masih wait and see pengumuman suku bunga The Fed. Rencananya, pengumuman tersebut dilakukan pada 14 Juni waktu setempat. "Pelaku pasar asing juga terus mencatatkan aksi jual, ini sejak pengumuman investment grade," ujar Riska, Selasa (6/6).
Aksi jual itu bukan karena pasar Indonesia yang kurang bagus, namun karena investor asing tersebut masih menunggu bagaimana rilis data-data. Selain itu, investor dalam negeri, juga tengah menunggu data cadangan devisa yang rencananya akan diumumkan pada Kamis (8/6).
Riska menyatakan, emiten seperti TLKM, BBCA, ASII, BBRI, dan BUMI menjadi pemberat indeks pada Selasa. Dia menilai, indeks masih bergerak terbatas dan cenderung melemah. Sehingga indeks berada pada tren bearish pada level support 5.682 dan resistance 5.743.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News