kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak rebound, WTI menguat ke US$ 65 per barel dan Brent ke US$ 68 per barel


Selasa, 09 Maret 2021 / 09:02 WIB
Harga minyak rebound, WTI menguat ke US$ 65 per barel dan Brent ke US$ 68 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah naik


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak menguat pada perdagangan hari ini di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi global usai Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui tagihan stimulus US$ 1,9 triliun dan kemungkinan penarikan persediaan minyak mentah di Negeri Paman Sam tersebut.

Namun, dolar AS yang lebih kuat dan kekhawatiran yang surut terkait gangguan pasokan minyak dari Arab Saudi setelah serangan terhadap fasilitas minyak membatasi kenaikan harga.

Selasa (9/3) pukul 08.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2021 naik 32 sen atau 0,5% ke level US$ 68,56 per barel.

Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2021 naik 19 sen, atau 0,3% menjadi US$ 65,24.

"Fundamental tetap sangat mendukung, terutama dengan Arab Saudi dalam kendali penuh mengejar kebijakan minyak yang ketat," kata Stephen Innes, Chief Global Markets Strategist Axi dalam sebuah catatan.

"Brent saat ini bertahan di atas US$ 68 per barel, menunjukkan spekulan kemungkinan akan kembali setelah kekacauan kemarin."

Pada hari Senin (8/3), harga minyak mentah Brent naik ke atas US$ 70 per barel setelah pasukan Houthi Yaman menembakkan drone dan rudal di jantung industri minyak Saudi, termasuk fasilitas Saudi Aramco di Ras Tanura yang penting untuk ekspor minyak bumi.

Baca Juga: Harga minyak diproyeksikan naik hingga kuartal ketiga

Riyadh mengatakan, tidak ada korban atau kehilangan properti dan harga berakhir lebih rendah di akhir sesi.

Namun, AS menyatakan kekhawatiran-nya atas "ancaman keamanan asli" ke Arab Saudi dari Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman dan di tempat lain di kawasan itu, dan mengatakan akan melihat peningkatan dukungan untuk pertahanan Arab Saudi.

Serangan itu terjadi setelah OPEC+, di pekan lalu sepakat untuk secara luas bertahan dengan pengurangan produksi meskipun harga minyak mentah naik.

Fokus investor, sementara itu, tetap pada prospek pemulihan ekonomi global.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada hari Senin bahwa paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden akan menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendorong pemulihan ekonomi AS yang "sangat kuat".

Sedangkan, stok minyak mentah dan produk olahan AS kemungkinan turun minggu lalu, dengan persediaan sulingan terlihat turun untuk minggu kelima berturut-turut, jajak pendapat Reuters awal menunjukkan pada hari Senin.

Selanjutnya: Siap-siap, Arwana Citramulia (ARNA) bakal tebar dividen Rp 30 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×