kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik, simak emiten yang diuntungkan


Jumat, 12 Januari 2018 / 19:42 WIB
Harga minyak naik, simak emiten yang diuntungkan
ILUSTRASI. Perusahaan Perkapalan PT Logindo Samudramakmur


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah diperkirakan bisa menyokong kinerja sejumlah emiten. Tak hanya emiten produsen minyak, tapi juga sektor lain yang berkaitan dengan bisnis migas.

Sebagai gambaran, Jumat (12/1) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$ 63,62 per barel. Hari sebelumnya, minyak WTI bahkan mencapai level US$ 63,80 per barel, tertinggi sejak 7 Januari 2015.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, penguatan harga minyak akan memberikan dampak positif bagi emiten-emiten terkait minyak dari hulu hingga hilir. Dalam hal ini, tak hanya produsen minyak yang diuntungkan, tetapi juga beberapa emiten dari sektor lain seperti jasa kapal pengangkut minyak, serta emiten-emiten penyedia jasa produksi minyak.

Di sub sektor minyak, Aditya menyebut, beberapa emiten yang bisa diuntungkan seperti PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Benakat Integra Tbk (BIPI), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Berpatokan harga saham, Aditya merekomendasikan beli saham ELSA dengan target harga jangka pendek Rp 450 per saham. Adapun target harga jangka panjang di Rp 500 per saham. Pada penutupan perdagangan Jumat (12/1), saham ELSA bertengger di harga Rp 416 per saham.

Untuk saham MEDC, Aditya rekomendasikan akumulasi dengan target harga jangka pendek di Rp 1.300 per saham. Hari ini, harga saham MEDC bertengger di Rp 1.095 per saham.

Di sektor perkapalan, Aditya menyarankan investor untuk memperhatikan saham PT Buana Listya Tama Tbk (BULL), PT Soechi Lines Tbk (SOCI), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).

“Tahun ini sub sektor yang berhubungan dengan minyak cukup bullish. Tapi, jika minyak sempat berada di bawah US$ 60 per barel, outlook-nya bisa berubah menjadi netral,” ujar Aditya, Jumat (12/1).

Ia menambahkan, saat ini, perusahaan produsen minyak sudah melakukan efisiensi biaya. Ketika harga minyak naik, tentunya kinerja produsen minyak berpotensi lebih baik lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×