Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) terbabat untuk hari yang ketiga. Alhasil, dalam sepekan, harga minyak sawit hanya mampu naik 3,9%.
Investor berspekulasi hujan di Midwest AS akan berdampak bagus untuk produksi tanaman kedelai. Selain itu, pasar cemas, pelambatan ekonomi global akan menghambat permintaan komoditas, termasuk minyak sawit.
Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange sempat terpapas 1,8% ke posisi RM 2.946 atau setara US$ 923 per metrik ton, dan mengakhiri sesi pagi di level RM 2.958 per metrik ton. Adapun, dalam sepekan terakhir, harga minyak sawit ini masih tercatat menguat 3,9%.
Direktur Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Subramaniam menyebut, hujan yang akan menguntungkan untuk tanaman kedelai diekspektasikan meluas di Midwest.
"Tapi, kekhawatiran terhadap perekonomian global akan terus meredupkan prospek investasi, seperti komoditas," kata James Ratnam, analis TA Securities Holdings Bhd., hari ini.
Sebagai catatan, kedelai untuk pengiriman November bergulir tipis ke US$ 13,7175 per bushel di Chicago Board of Trade, setelah ditutup turun 1,7% kemarin. Sementara, minyak kedelai untuk pengiriman Desember melorot 0,3% menjadi 50,58 sen per pound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
