kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO berpotensi tembus RM 2.600 pada semester I


Senin, 05 Februari 2018 / 18:01 WIB
Harga CPO berpotensi tembus RM 2.600 pada semester I
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kampanye hitam di Uni Eropa terhadap minyak kelapa sawit dan turunannya berimbas penurunan ekspor CPO Indonesia yang signifikan ke negara kawasan Euro. Namun, permintaan biodiesel sawit yang kuat dari India, membuka peluang besar permintaan. Dus, harga CPO masih punya kans bullish pada semester pertama 2018.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, Badan Pusat Statistik melaporkan, pada periode 2013-2016, ekspor biodiesel Indonesia untuk Uni Eropa turun 42,84% dari US$ 649 juta pada 2013 menjadi US$ 150 juta pada 2016.

"Pasar Eropa ini bisa berdampak pada ekspor CPO Indonesia. Jadi kita menunggu tindak lanjut dari kampanye anti CPO dan gerak pemerintah kita," jelas Deddy, kepada Kontan.co.id Senin (5/2).

Tapi, ada harapan permintaan dari India. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini ke India bisa mencapai rekor. "India berencana mengembangkan mobil hemat polusi, ini diperkirakan bisa menyerap biodiesel yang merupakan turunan CPO dalam kuantitas besar," jelas Deddy.

Gapki mencatat, pengiriman CPO dan turunan dari Indonesia ke India telah naik 32% year on year mencapai 7,6 juta ton pada 2017. Sekjen GAPKI Togar Sitanggang juga menyatakan, secara keseluruhan, ekspor CPO Indonesia tahun ini diperkirakan naik 10%.

Atas pertimbangan tersebut, Deddy melihat, adanya peluang harga CPO pada paruh pertama tahun ini menembus level RM 2.600 per metrik ton.

Pada perdagangan Senin (5/2) pukul 14.27 WIB, harga CPO kontrak pengiriman April 2018 di Malaysia Derivative Exchange naik 0,49% ke RM 2.479 per metrik ton.

Namun, secara teknikal, harga CPO berpotensi melemah dalam jangka pendek. Hal ini terlihat dari harga yang berada di bawah indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator stochastic di area 35 berpotensi melemah, lalu relative strenght index di area 41, juga bisa melemah. Indikator moving average convergence divergence di area negatif bisa berlanjut turun.

"Tapi harga juga bisa rebound teknikal apabila menembus level support RM 2.430 pekan ini," prediksi Deddy.

Ia memperkirakan, Selasa (6/2), harga CPO akan bergerak pada rentang RM 2.450-RM 2.530 per metrik ton. Sedangkan, untuk sepekan akan berada pada level RM 2.450-RM 2.560 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×