Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengalami tekanan seiring dengan melemahnya harga batubara. Tahun lalu, emiten pertambangan batubara ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih.
Melansir laporan keuangan yang dirilis Selasa (31/3), BYAN membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,39 miliar pada akhir 2019. Realisasi ini menurun 17% dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,67 miliar.
Baca Juga: Dampak corona, Bayan Resources (BYAN) hentikan sementara kegiatan tiga anak usaha
Pendapatan dari penjualan batubara pada tahun 2019 tercatat senilai US$ 1,38 miliar, yang terdiri atas penjualan ekspor (US$ 1,27 miliar) dan penjualan domestik (US$ 106,84 juta). Sementara itu, pendapatan dari bisnis non batubara senilai US$ 12,57 juta.
Meski pendapatan turun, namun beban pokok pendapatan BYAN justru mengalami kenaikan sebesar 8,72% menjadi US$ 902,22 juta. Pun begitu dengan beban penjualan yang naik 16,14% menjadi US$ 146,32 juta.
Beban keuangan BYAN juga melesat 122,5% menjadi US$ 9,5 juta. Tahun lalu BYAN juga menanggung beban lain-lain senilai US$ 340.928.
Dus, emiten batubara ini membukukan laba bersih sebesar US$ 223,39 juta atau menyusut 55,36% dari realisasi laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai US$ 500,43 juta. Laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga turun dari US$ 0,15 menjadi US$ 0,07.
Baca Juga: Dua anak usaha Bayan Resources (BYAN) hadapi sengketa tumpang tindih lahan
Per 31 Desember 2019, jumlah aset BYAN mencapai US$ 1,27 miliar, yang terdiri atas liabilitas senilai US$ 658,95 juta dan ekuitas senilai US$ 619,08 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
