kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara cetak rekor tertinggi sejak November 2018


Senin, 22 Maret 2021 / 17:58 WIB
Harga batubara cetak rekor tertinggi sejak November 2018
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara kian membara. Mengutip data Bloomberg, harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman April 2021 berada di level US$93,80 per ton per Jumat (19/3). Ini merupakan level tertinggi yang diraih oleh emas hitam tersebut sejak November 2018.

Dalam sepekan harga batubara termal global sudah menguat 6,89%. Harga batubara saat ini juga sudah naik 15,09% sejak awal tahun atau secara year-to-date (Ytd).

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery menilai, penguatan harga batubara yang terjadi saat ini ditunjang kenaikan harga batubara di China yang naik dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Ekonomi China bangkit, harga batubara melejit

Dari sisi produksi, batubara juga mengalami tekanan karena adanya inspeksi keselamatan kerja yang ketat di sana. Sehingga, sebagai alternatifnya, Negeri Tirai Bambu tersebut melakukan pelonggaran impor yang telah  disetujui sejak akhir tahun lalu.

“Hal ini mengantisipasi harga batubara domestik China yang sudah berada di level premium,” terang Michael saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/3).

Mengetatnya pasokan juga diperparah dengan memanasnya perang dagang antara China dengan Australia, dimana hingga saat ini China belum membuka keran impor  batubara berkualitas tinggi asal Negeri Kanguru tersebut.

Dus, Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksi harga rata-rata batubara tahun ini berada di level US$ 75 per ton-US$80 per ton untuk tahun ini. Asumsi tersebut naik dari estimasi sebelumnya yang berada di kisaran US$ 65 per ton.

Baca Juga: PLN optimalkan FABA PLTU Ropa menjadi produk batako

Hanya saja, terdapat sejumlah sentimen yang berpotensi menekan harga batubara. Salah satunya adalah berakhirnya musim dingin yang akan mengurangi permintaan atas batubara. Michael menyebut, permintaan terhadap batubara di China secara  historis mencapai puncaknya pada musim dingin.

Hal lain yang berpotensi menekan harga komoditas ini adalah jika hubungan dagang antara China dan Australia membaik. Hal ini tentunya akan meredam penguatan harga batubara, karena arus pasokan batubara dari Australia akan kembali membanjiri Negeri Panda tersebut.

Selanjutnya: Pelaku usaha beri usulan ini untuk mendorong hilirisasi batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×