kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,95   10,59   1.14%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus kontraktor pertambangan, Delta Dunia masih prospektif


Kamis, 01 Maret 2018 / 19:45 WIB
Fokus kontraktor pertambangan, Delta Dunia masih prospektif
ILUSTRASI. Kontraktor Pertambangan Batubara


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) telah mengembalikan seluruh Izin Usaha Pertambangan (IUP) miliknya kepada pemerintah pada Desember 2017. Dengan pengembalian tersebut artinya kini emiten batubara itu lebih fokus menggarap bisnis kontraktor pertambangan. Perusahaan akan mengandalkan anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).

Robertus Yanuar Hardy, analis PT Kresna Sekuritas menyebut, memang sudah seharusnya DOID berkonsentrasi pada bisnis kontraktor pertambangan yang merupakan keahliannya sejak awal. Ekspansi ke bisnis pertambangan batubara dinilai akan membutuhkan modal dan kompetensi yang lebih tinggi.

“Persaingan di industri pertambangan juga semakin ketat,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis.

Walaupun hingga kini penguasaan pasarnya masih atau jauh lebih rendah dari kompetitornya, anak usaha PT United Tractor Tbk (UNTR) Pamapersada Nusatara, tetapi hal itu tidak menjadi persoalan. Prospek saham DOID masih positif. Masing-masing kontraktor diyakini memiliki pangsa pasar masing-masing.

Sayangnya, di awal tahun ini, kinerja perusahaan masih belum maksimal karena gangguan cuaca. Management merilis secara year on year (yoy) produksi batubara DOID per Januari 2018 turun sekitar 8% menjadi 3,2 juta bank cubic meter (bcm). Pemindahan batuan penutup (overburden removal) juga tergerus 14% dari 28,8 juta bcm menjadi 24,8 juta bcm.

Robertus melihat perlambatan kinerja ini wajar terjadi karena memang pada Januari terjadi hujan lebat. Ia meyakini mulai April hingga kemarau, tingkat produksi akan kembali pulih. Kinerja perusahaan bisa bertumbuh seiring kenaikan harga batubara global.

Apalagi penetapan harga DMO yang diputuskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM) tidak berdampak langsung bagi DOID sebagai kontraktor. “Kan kontraktor dibayar berdasarkan pengupasan,” imbuhnya.

Menurutnya satu-satunya sentimen negatif bagi DOID adalah dari sisi pembiayaan ekspansi. Rupanya selama ini sebagian besar kebutuhan ekspansi dipenuhi dari utang. Pada laporan keuangan kuartal III 2017, tercatat posisi utang perusahan sebesar US$ 734,79 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×