kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fast Food Indonesia (FAST) raih rating double A dari Pefindo


Selasa, 24 Juli 2018 / 15:50 WIB
Fast Food Indonesia (FAST) raih rating double A dari Pefindo
ILUSTRASI. Gerai KFC di Tangerang Selatan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) memperoleh peringkat double A (idAA) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Berdasarkan rilis pers Pefindo, Senin (23/7), rating yang sama juga disematkan pada Obligasi Fast Food Indonesia II Tahun 2016. Pefindo juga memberi outlook stabil untuk emiten pengelola gerai KFC ini.

Pefindo mennyatakan, peringkat tersebut merefleksikan kinerja FAST yang kuat di segmen restoran cepat saji berbasis ayam, lokasi gerainya yang terdiversifikasi secara geografis, serta profil keuangan yang sangat kuat. Namun, di saat yang sama peringkat juga dibatasi oleh ketatnya persaingan di industri restoran.

Dengan total 632 gerai secara nasional dan populasi segmen menengah ke bawah yang besar, FAST mampu meningkatkan pendapatan selama lima tahun terakhir (2013-2017) dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sebesar 7,6%. Mengingat ekspansi bisnis FAST yang berkelanjutan, Pefindo menargetkan pendapatan dapat tetap tumbuh rata-rata 9,0% yoy selama tiga tahun ke depan.

"Melihat ini didukung oleh olaborasi dengan Go-Jek, dengan platform pasar seperti Elevenia (Mokado e-voucher), Tokopedia, dan Lazada untuk meningkatkan kuantitas transaksi dan memperkuat citra merek," terang Pefindo dalam rilisnya.

Diversifikasi juga menjadi kekuatan FAST saat ini di mana sebanyak 145 dari 632 outlet berada di wilayah Jakarta, mewakili 22,9% dari total outlet dan menyumbang 37% dari total pendapatan. Selama lima tahun terakhir, 10 kota teratas juga secara konsisten berkontribusi sekitar 64% dari total pendapatan FAST.

Adapun, FAST tetap harus mewaspadai ketatnya persaingan industri restoran. Selain sifat industri restoran yang sangat kompetitif, pelanggan juga cenderung sensitif terhadap harga. Peningkatan biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak begitu saja diteruskan ke pelanggan.sehingga berpotensi menggerus marjin EBITDA seperti pada tahun 2017 ketika ada peningkatan upah minimum 8,25%, menghasilkan margin yang lebih rendah pada 6,0% dibandingkan dengan 7,7% pada tahun 2016.

Namun demikian, Pefindo melihat keputusan FAST untuk menyesuaikan harga jual dan strategi efisiensi akan mampu meningkatkan marginnya.

Ke depan, peringkat ini dapat dinaikkan jika FAST secara signifikan meningkatkan pendapatannya dan meningkatkan marjin operasinya secara berkelanjutan. Sementara, faktor yang dapat memicu penurunan peringkat antara lain revisi negatif yang tidak terduga terhadap perjanjian waralaba, pendapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan targetnya, dan struktur modal yang secara drastis melemah.

Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan jika marjin EBITDA terus menurun, sehingga proteksi arus kas bisa melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×