kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten penjaja lahan industri pasang target konservatif


Senin, 29 Januari 2018 / 22:15 WIB
Emiten penjaja lahan industri pasang target konservatif


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan lahan industri tahun 2018 diproyeksikan masih cukup berat. Konsultan Properti International, Chusman and Wakefield menyebutkan harga lahan kawasan industri di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, masih cenderung flat dan hanya bertumbuh 0,3% secara tahunan.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD) tak muluk-muluk mematok target tahun ini. Intiland masih memasang target yang sama seperti tahun 2017.

"Industri masih cukup flat. Kami melihat dengan data ekonomi dan outlook yang ada dan memasang target yang lebih baik dan konservatif," kata Archied kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Pada 2017, Intiland menargetkan penjualan lahan seluas 10 hektare. Target tersebut tercapai, sebab Intiland membukukan penjualan lebih dari 20 hektare tahun lalu.

Penjualan lahan industri pada tahun 2017 cukup besar, lantaran ada partner besar yang masuk. Perusahaan otomotif, PT Toyota Astra Motor pada April 2017 menjadi tenant yang menjadi anchor penentu lonjakan penjualan lahan industri DILD.

Sedangkan pada tahun ini, Intiland mematok target sama seluas 10 hektare atau lebih. DILD akan kembali memasarkan lahan industri mereka yang terletak di Ngoro, Jawa Timur.

Harga lahan industri juga dinilai masih rendah sehingga berpengaruh terhadap penjualan. "Memang, lahan industri ini rata-rata untuk usaha," ungkap dia.

Johannes Suriadjaja, Direktur Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) memprediksi, harga lahan industri pada tahun 2018 masih flat. Pasalnya, harga yang ada saat ini sudah cukup tinggi dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand.

Kedua negara ini, merupakan saingan terberat Indonesia dalam penyediaan lahan industri. "Harga berpengaruh juga ke marketing sales," kata Johanes kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Meski demikian, menurut Johanes persoalan terkait dengan tingkat kemudahan berinvestasi di Indonesia penting menjadi sorotan. Pasalnya Vietnam dan Thailand punya strategi pemasaran yang agresif dalam menjajakan produknya.

Di tengah persaingan yang ketat tersebut, SSIA masih cukup optimistis pada kinerja tahun ini. Johannes menyatakan, pihaknya menargetkan marketing sales yang sama dengan tahun 2017, yakni sebesar 20 hektare. "Apalagi kalau Patimban benar dikerjakan tahun ini," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×