kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten big caps masih tahan banting


Kamis, 26 April 2018 / 22:08 WIB
Emiten big caps masih tahan banting
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berlanjut. Aksi jual mewarnai transaksi bursa dalam lima hari perdagangan terakhir. Sejak rekor tertingginya pada level 6.693,46 pada Februari lalu, IHSG telah terkoreksi 11,72%. Hal itu membuat pasar tertekan cukup dalam. Tak terkecuali saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang turut melorot.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyatakan, market caps turun seiring profit taking sejalan dengan kejatuhan IHSG. Jika dilihat dengan akhir Desember 2017, harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Rp 4.780. Hari ini, harga saham HMSP berada di Rp 3.650. Secara year to date (ytd), saham HMSP masih turun 22,83%.

Saat ini kapitalisasi pasar HMSP lebih kecil dibandingkan dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). “Penurunan BBCA dan IHSG sejalan atau sama dengan risiko koreksi,” kata Bertoni kepada Kontan.co.id, Kamis (26/4).

Sedangkan untuk HMSP, dia menilai risikonya lebih tinggi daripada IHSG dan BBCA. Bertoni menyatakan, anjloknya HMSP dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya karena dollar Amerika Serikat (AS) yang tinggi mengakibatkan biaya beban bunga pinjaman lebih tinggi. “Daya konsumsi masyarakat berkurang sehingga daya beli rokok pun turun,” kata dia.

Sejak akhir tahun 2017 lalu, HMSP masih memimpin sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar. Nilai HMSP setara dengan Rp 550,18 triliun. Namun, sampai dengan 26 April 2018, market caps HMSP melorot dengan nilai Rp 449 triliun. Pun demikian halnya dengan peringkat HMSP yang turun ke posisi kedua. Sedangkan BBCA menempati posisi puncak dengan market caps senilai Rp 531 triliun.

Meski BBCA memimpin, kapitalisasi pasar emiten grup Djarum ini turun (lihat tabel). Sektor yang terlihat turun cukup dalam yakni consumer goods. Emiten seperti HMSP, UNVR, dan GGRM turun cukup dalam.

Penurunan pada sektor consumer goods tersebut menurut Bertoni karena berkurangnya daya beli masyarakat dan meningkatnya bahan baku penjualan. Hal itu mengakibatkan laba bruto perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya. “Dalam tiga bulan terakhir, bahan baku meningkat dipengaruhi oleh dollar AS mengalami apresiasi dibandingkan rupiah,” ujarnya.

Sedangkan pada sektor perbankan yang masih turun lebih kecil dibandingkan sektor lain, dia menilai hal itu dikarenakan dollar AS mengalami apresiasi akibatnya rupiah depresiasi.

Bertoni menyatakan, IHSG telah masuk dalam tren pelemahan dan tren penguatan dollar AS terhadap mata uang Asia. Hal itu akibat dari tingginya tensi kecemasan menanti keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga maupun yield obligasi AS. Secara langsung, hal tersebut akan memberatkan emiten-emiten yang memiliki bond sehingga menambah berat biaya dana.

Menurutnya, IHSG berpotensi akan melanjutkan penurunan akibat kejatuhan saham-saham. Masih ada potensi penurunan IHSG sehingga big caps pun semakin murah. Pada saat ini, dia menyarankan sebaiknya pegang cash sampai risiko pasar berkurang.

Wait and see atau tunggu sinyal dollar AS melemah terhadap rupiah dan penurunan yield obligasi AS. Menanti The Fed menaikkan suku bunga dan tunggu foreign net buy,” imbuhnya.

Berikut 10 saham dengan kapitalisasi terbesar BEI

  Saham MCap (29 Des 2017)   Saham MCap (26 Apr 2018)
1 HMSP Rp 550,18 triliun 1 BBCA Rp 531 triliun
2 BBCA Rp 534,54 triliun 2 HMSP Rp 449 triliun
3 TLKM Rp 447,55 triliun 3 BBRI Rp 404 triliun
4 BBRI Rp 444,49 triliun 4 TLKM Rp 381 triliun
5 UNVR Rp 426,52 triliun 5 UNVR Rp 351 triliun
6 BMRI Rp 369,60 triliun 6 BMRI Rp 330 triliun
7 ASII Rp 336,01 triliun 7 ASII Rp 289 triliun
8 BBNI Rp 182,77 triliun 8 BBNI Rp 152 triliun
9 GGRM Rp 161,24 triliun 9 UNTR Rp 137 triliun
10 UNTR Rp 132,05 triliun 10 GGRM Rp 136 triliun
          sumber: BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×