kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Efek tapering, dollar AS kian perkasa


Senin, 03 Februari 2014 / 07:12 WIB
Efek tapering, dollar AS kian perkasa
ILUSTRASI. 6 Tips Mencegah Concealer Mengalami Creasing.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kabar pengurangan stimulus AS (tapering off) menopang dollar AS. Akhir pekan lalu, mata uang negeri Paman Sam ini tampil perkasa versus sejumlah mata uang utama dunia, kecuali yen.

Jumat (31/1), USD menguat terhadap AUD sebesar 0,43% menjadi 0,8756. Lalu, USD menguat versus EUR sebesar 0,51% ke level 1,3486. Sedangkan, pasangan USD/JPY melemah 0,66% menjadi 102,04.

Akhir pekan lalu, The Fed menyatakan akan memangkas lagi stimulus sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 65 miliar. Pernyataan ini menjadi angin segar bagi dollar AS. Otot dollar kian perkasa setelah analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, data nonfarm payroll AS di bulan Januari bertambah 180.000 orang.

Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy bilang, sejatinya data pengangguran di zona Eropa membaik. Namun, tak mampu mengalahkan sentimen The Fed. "Keputusan The Fed sesuai ekspektasi," ujar dia.

Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono menilai, USD lebih kuat versus AUD, akibat isu fundamental Aussie. Data manufaktur China yang negatif memicu spekulasi ekonomi Australia bakal melambat. Maklum, China mitra dagang utama Australia. "Apalagi demi memacu ekonomi, Bank Sentral Australia ingin kurs AUD melemah hingga 0,85 per dollar AS," ungkap Daru.

Namun, dollar tidak mampu mengalahkan yen, lantaran data consumer price Jepang per Desember 2013 naik 1,3% dibanding tahun sebelumnya. Angka ini pun melampaui prediksi pasar, yakni hanya 1,2%. "Data Jepang yang bagus memberi kesempatan lebih bagi Bank of Jepang untuk lakukan pengetatan kebijakan," kata Jane Foley, senior strategi mata uang Rabobank International, seperti dikutip Bloomberg.

Analis Harvest International Futures, Tonny Mariano menilai, USD melemah versus JPY, lantaran status yen sebagai mata uang aman. "Pasar khawatir aksi jual terhadap aset di negara berkembang, itu yang memicu dollar menguat, tapi tidak terhadapĀ  yen," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×