kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dian Swastatika kebut proyek PLTU Kendari-3


Selasa, 14 November 2017 / 08:33 WIB
Dian Swastatika kebut proyek PLTU Kendari-3


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) terus mengebut pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Salah satunya adalah PLTU Kendari-3 yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Kini, realisasi proyek setrum yang digarap sejak September 2016 lalu itu sudah mencapai 56%. "Nilai investasinya secara keseluruhan US$ 200 juta," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA Hermawan Tarjono kepada KONTAN, Senin (13/11).

Artinya, nilai investasi yang sudah terserap sekitar US$ 112 juta. Perusahaan milik Grup Sinar Mas ini menargetkan, PLTU Kendari-3 bisa beroperasi pada 2019.

Untuk menggarap proyek tersebut, DSSA mengantongi pinjaman US$ 150 juta dari China Development Bank. "Sisa pendanaan berasal dari ekuitas," kata Hermawan.

Sebagai informasi, PLTU Kendari-3 memiliki kapasitas 2x50 megawatt (MW). Pembangkit listrik ini bakal menyuplai listrik untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan periode perjanjian selama 25 tahun. Proyek PLTU Kendari-3 menggunakan skema build, own, operate, transfer (BOOT).

Selain PLTU Kendari-3, DSSA juga tengah mengerjakan PLTU Kalteng-1. Tapi, realisasi pengerjaannya baru sekitar 18%. Maklum, kapasitas proyek pembangkit listrik tersebut jauh lebih besar ketimbang PLTU Kendari-3.

Pembangkit listrik yang berlokasi di Tumbang Kajuei, Kalimantan Tengah, itu memiliki kapasitas 2x100 MW. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 337 juta. Dari nilai investasi tersebut, pendanaan sekitar US$ 260 juta berasal dari pinjaman Bank Mandiri.

Meski realisasi PLTU Kalteng-1 kurang dari 20%, DSSA masih optimistis proyek setrum ini akan bisa beroperasi penuh mulai 2019 mendatang. Sehingga, perusahaan yang berdiri 1996 itu bisa memperkuat posisi pendapatan berulang (recurring income).

Untuk menggarap sejumlah ekspansi itu, DSSA menganggarkan belanja modal sekitar US$ 150 juta. Hermawan mengatakan, hingga saat ini, belanja modal yang sudah terserap mencapai US$ 84 juta.

Kemarin (13/11), harga saham DSSA masih stagnan di level Rp 13.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×