kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chandra Asri (TPIA) menyiapkan capex US$ 400 juta-US$ 450 juta tahun depan


Rabu, 19 Desember 2018 / 20:52 WIB
Chandra Asri (TPIA) menyiapkan capex US$ 400 juta-US$ 450 juta tahun depan
ILUSTRASI. Kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tahun depan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 400 juta-US$ 450 juta. Capex ini akan berasal dari kas internal dan pinjaman yang didapat dari The Japan Bank For International Coorporetaion (JBIC) dan BNP.

Rencananya capex tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi persiapan TPIA untuk membangun kompleks pabrik Chanda Asri Petrochemical II (CAP II) serta pembangunan pabrik polyethylene baru yang berkapitas 400 KTA dengan nilai Investasi sebesar US$ 380 juta. "Capex kami siapkan dari cash flow dan JBIC yang untuk pengembangan polyethylene baru kami," katanya.

Direktur CAP Suryandy mengatakan, final investment decision untuk pembangunan CAP II akan ditentukan pada tahun 2020. "Semoga tahun 2020 dari segi keuangan dan sebagainya akan rampung untuk pembangunan CAP II ini, jika berjalan dengan lancar CAP II akan selesai pada tahun 2024 atau enam tahun dari sekarang," kata dia.

Suryandy menilai bahwa, Chandra Asri harus memiliki pabrik yang lebih besar, karena 25% hingga 30% kebutuhan produk petrokimia Indonesia sekitar 40% hingga 50% berasal dari impor. Emiten Grup Barito ini merencanakan pembangunan pabrik CAP II sejak dua tahun silam.

Rencananya, pabrik CAP II milik TPIA ini akan memiliki kapasitas terpasang sebesar 2.100 KTA. Rinciannya, pabrik CAP II ini mampu memproduksi produk ethylene dengan kapasitas 1.100 KTA, propylene dengan kapasitas 600 KTA, mixed C4 dengan kapasitas 400 KTA.

Jika pabrik CAP II ini rampung, maka kapasitas produksi TPIA bakal mencapai 3.000 KTA. Pabrik CAP I milik memiliki kapasitas 900 KTA.

Terkait kinerja hingga akhir tahun, Suryandy mengungkapkan pendapatan TPIA diperkirakan bisa mencapai US$ 2 miliar. Sementara, untuk laba bersih, Suryandy hanya mengatakan bahwa capaian akhir tahun nanti tidak akan jauh berbeda dibanding pencapaian hingga kuartal ketiga 2018. Pasalnya, harga minyak global cenderung mengalami tren penurunan menjelang akhir tahun.

Tren penurunan harga minyak global ini juga ia katakan menjadi penyebab utama laba bersih TPIA turun hingga September lalu. Sekadar info, laba bersih TPIA tercatat sebesar US$ 174,59 juta pada akhir September 2018.

Asal tahu saja harga minyak dunia membuat harga bahan baku utama nafta meningkat. Selama periode sembilan bulan pertama tahun ini harga bahan baku nafta meningkat 2,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×