kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cermati saham emiten pengembang yang kinerjanya moncer di kuartal I-2018


Selasa, 24 April 2018 / 19:37 WIB
Cermati saham emiten pengembang yang kinerjanya moncer di kuartal I-2018
ILUSTRASI. Bumi Serpong Damai BSDE


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor properti membukukan kinerja penjualan yang cukup cemerlang pada kuartal I-2018. Meski belum merilis laporan keuangan secara resmi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), enam dari tujuh pengembang mencatat pertumbuhan penjualan positif.

Dari tujuh pengembang yang merilis data penjualan kuartal pertama, hanya PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang masih membukukan pertumbuhan penjualan negatif.

Emiten yang paling bersinar adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Tahun ini, BSDE menargetkan penjualan bisa tumbuh 35% menjadi Rp 7,2 triliun. Per kuartal I-2018, BSDE sudah mengantongi penjualan Rp 2,52 triliun.

Perolehan ini 26% disumbang oleh penjualan proyek rumah tapak. Begitu juga dengan penjualan tanah kavling yang menyumbang 26% atau senilai Rp 652,3 miliar. Sementara penjualan ruko berkontribusi sebesar 8% senilai Rp 200,63 miliar.

Pengembang PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal I-2018. Tahun ini, CTRA menargetkan pertumbuhan 21% atau senilai Rp 7,7 triliun. Per kuartal I-2018, emiten ini sudah mengantongi 20,9% dari total target dengan membukukan marketing sales pra penjualan sebesar Rp 1,61 triliun.

Begitu juga dengan PT Intiland Development Tbk (DILD) yang sudah membukukan marketing sales Rp 966 miliar dari total target sebesar Rp 3,3 triliun.

Perolehan kinerja ini bisa jadi sinyal positif bagi pertumbuhan emiten properti di tahun ini. Maklum, sejak masa keemasannya di tahun 2013, sektor properti masih belum juga rebound.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas, Alfred Nainggolan bilang kinerja positif ini menandakan sektor properti sudah melampaui bottom line di tahun 2017. "Artinya, tidak mungkin untuk lebih turun lagi di tahun ini," kata Alfred, Selasa (24/4).

Selain itu, backlog perumahan yang mencapai 13,38 juta unit juga bisa jadi katalis positif bagi pengembang yang mau bermain di kelas menengah bawah.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe bilang saat ini posisi sektor properti berada di bawah dan bersiap untuk rebound di tahun 2020 hingga 2022. Untuk itu, emiten properti dengan tabungan lahan terbanyak masih menarik untuk dikoleksi.

"Untuk long term, emiten dengan land bank terbanyak seperti BSDE sangat menarik," ujar Kiswoyo, Selasa (24/4).

Saat ini, BSDE tercatat sebagai pengembang dengan lahan terbanyak seluas 200.000 hektare (ha). Begitu juga dengan valuasi sahamnya yang terbilang masih bagus 7,11 kali.

Senada, di antara tujuh pengembang, Alfred merekomendasikan beli saham BSDE dengan target harga Rp 2.295 per saham.

Selain pengembang dengan lahan terluas, pengembang yang memiliki proyek hunian untuk kelas menengah bawah juga perlu dicermati. Misalnya, CTRA yang menggarap proyek di daerah Maja untuk hunian di bawah harga Rp 1 miliar. Meski begitu, Alfred merekomendasikan hold untuk CTRA dengan target harga Rp 970.

Namun, investor yang ingin membenamkan uangnya di emiten sektor ini perlu mewaspadai beberapa sentimen negatif hingga akhir tahun ini.

Maklum, ada potensi intervensi Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan jika pelemahan rupiah masih terus berlanjut dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) jadi menaikkan suku bunganya dua kali di tahun ini. "Karena sebanyak 75% konsumen properti masih memanfaatkan KPR untuk membeli rumah," kata Alfred.

Pada perdagangan Selasa (24/4), saham BSDE ditutup melemah 0,27% ke level Rp 1.820. Sedangkan saham CTRA ditutup melemah 2,88% ke level Rp 1.180 dan DILD turun 1,23% ke level Rp 320.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×