kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMI bidik Rp 8 triliun dari Rights Issue


Jumat, 27 Juni 2014 / 10:18 WIB
BUMI bidik Rp 8 triliun dari Rights Issue
ILUSTRASI. Ini Penyebab Kanker Darah yang Perlu Diwaspadai


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali mengoreksi target perolehan dana dari rights issue alias Penawaran Umum Terbatas IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Kali ini, berdasarkan prospektus yang dipublikasikan kemarin (26/6), BUMI akan merilis saham biasa seri B maksimal 32,2 miliar unit.

Jumlah ini lebih banyak dari rencana awal dalam prospektus 6 Mei 2014 sebanyak 26,17 miliar saham. Harga pelaksanaan rights issue tetap sama, yakni Rp 250 per saham.
Perubahan ini mengerek target dana rights issue BUMI menjadi Rp 8,05 triliun. Di prospektus awal, nilai rights issue Rp 6,54 triliun.

Satu hal baru yang menarik adalah poin tentang penyerapan rights issue. BUMI menyatakan, jika ada saham yang tak terserap, sebanyak 13,8 miliar saham baru akan dialokasikan ke beberapa pihak. Salah satunya ke unit Grup Bakrie, Long Haul Holdings Limited, yang akan mengambil 6,9 miliar saham atau setara senilai US$ 150 juta.

Dana dari Long Haul ini akan dipakai untuk melunasi sebagian utang BUMI ke Country Forest Limited (CFL), anak usaha China Investment Corporation (CIC).

Dalam penjelasan resmi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2013, BUMI menyatakan memiliki utang ke CIC senilai total US$ 1,78 miliar. Utang itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pokok pinjaman US$ 1,3 miliar, penalti atas keputusan BUMI mempercepat pembayaran utang US$ 425 juta dan bunga pinjaman US$ 62 juta.

Selain memakai dana rights issue, pokok utang BUMI senilai US$ 1,3 miliar akan ditukar dengan saham dua anak usahanya. CIC akan meraih 19% saham Kaltim Prima Coal (KPC) senilai US$ 950 juta. BUMI juga akan menyerahkan 42% saham Bumi Resources Mineral (BRMS) senilai
US$ 257,4 juta ke CIC.

Selain untuk melunasi utang ke CIC, BUMI mengalokasikan 6,9 miliar saham baru untuk membayar utang US$ 150 juta ke Castleford Investment Holdings Ltd. BUMI mengklaim, skema konversi utang menjadi saham itu telah diteken pada 10 Juni 2014.

Kelak, Castleford menguasai 18,84% saham BUMI setelah rights issue. "CIC dan Castleford telah setuju mengkonversi utang menjadi ekuitas," tulis Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI kepada KONTAN, Kamis (26/6).
Menurut dia, skema ini bertujuan memperbaiki kondisi keuangan BUMI di tengah meredupnya harga batubara. BUMI menunjuk Danatama Makmur sebagai pembeli siaga rights issue. Danatama akan menyerap maksimal 2,04 miliar saham. Jika mengeksekusi haknya, Danatama akan memiliki 5,58% saham BUMI.Dengan skenario baru ini, rights issue BUMI akan memberikan efek dilusi 55,75% terhadap porsi publik.

Kiswoyo Adi Joe, analis Investa Saran Mandiri, menilai, perubahaan ketentuan rights issue ini kian merugikan investor publik yang memiliki saham BUMI. Soalnya, skema baru yang menjadikan Long Haul dan Danatama sebagai pembeli siaga rights issue BUMI, tak memberi nilai positif. "Semuanya terafiliasi Grup Bakrie, ini hanya keluar dari kantong kanan, masuk ke kantong kiri," katanya. Kiswoyo menyarankan, investor menjauhi saham BUMI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×