kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bottom Line Anjlok Meski Pendapatan Melejit, Cek Rekomendasi Saham MDKA dan MBMA


Jumat, 29 Maret 2024 / 05:00 WIB
Bottom Line Anjlok Meski Pendapatan Melejit, Cek Rekomendasi Saham MDKA dan MBMA
ILUSTRASI. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengalami penurunan bottom line. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengalami penurunan bottom line, meski secara top line kompak melejit. MDKA bahkan berbalik mencatatkan rugi bersih senilai US$ 20,65 juta sepanjang tahun 2023.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2022 MDKA mampu membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 58,42 juta. Hasil ini justru terjadi ketika pendapatan usaha MDKA melonjak 96,21% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari US$ 869,87 juta menjadi US$ 1,70 miliar pada 2023.

Nasib MBMA tak jauh berbeda. Pendapatan usaha MBMA meroket 191,47% secara YoY dari US$ 455,73 juta menjadi sebesar US$ US$ 1,32 miliar pada 2023. Namun laba bersih MBMA justru merosot 68,05% (YoY)  dari sebelumnya US$ 21,66 juta menjadi US$ 6,92 juta pada 2023.

Baca Juga: Menilik Aksi Merdeka Copper (MDKA): Gelar Private Placement hingga Lunasi Obligasi

Dalam keterbukaan informasi Rabu (27/3), manajemen MDKA menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan yang signifikan sekitar US$ 837 juta disebabkan oleh operasi nikel selama setahun penuh. Capaian ini didorong oleh rekor produksi sebesar 65.117 ton Nickel Pig Iron (NPI) dan 30.333 ton nikel dalam nikel matte. 

Hasil itu menyusul peningkatan kapasitas tambahan smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan akuisisi fasilitas konversi nikel matte bermutu tinggi. Di sisi yang lain, lonjakan beban pokok pendapatan mencerminkan profil produksi NPI yang semakin besar menyusul keberhasilan commissioning smelter  Zhao Hui Nickel (ZHN) dan akuisisi 60% kepemilikan Huaneng Metal Industry (HNMI) nickel matte converter.

Sebagai panduan untuk tahun 2024, MDKA menargetkan produksi emas dan tembaga sebesar 100.000 – 120.000 ons dan 14.000 hingga 16.000 ton. Dengan total biaya tunai masing-masing sebesar US$ 900 hingga US$ 1.050 per oz dan US$ 3,25 hingga US$ 4 per lb.

 

MDKA akan terus melaksanakan strategi pertumbuhan di seluruh portofolionya, memanfaatkan momentum di MBMA. Sedangkan untuk panduan pada tahun 2024, MBMA menargetkan produksi NPI dan nikel matte sebesar 85.000 hingga 92.000 ton dan 50.000 hingga 55.000 ton.

Dengan total biaya tunai masing-masing sebesar US$ 10.000 hingga US$ 12.000 per ton dan US$ 13.000 hingga US$ 15.000 per ton. Kemudian, MBMA menargetkan penjualan bijih saprolit sebesar 4 juta – 5 juta wmt dan bijih limonit sebanyak 10 juta – 11 juta wmt.

Rekomendasi Saham

Research Analyst Phintraco Sekuritas Arsita Budi Rizqi mengamati beberapa penyebab penurunan laba bersih MDKA tahun 2023. Di antaranya adalah lonjakan Cost of Goods Sold (COGS) yang mencapai 121,4%, terutama disebabkan oleh kenaikan produksi NPI. Komponen biaya operasi dan produksi mengalami kenaikan signifikan berasal dari komponen biaya pengolahan yang meningkat 211% (YoY) menjadi US$ 1,41 miliar.

Kemudian, biaya pertambangan turut meningkat 71% (YoY). Komponen pengeluaran di luar operating expense, yaitu beban keuangan juga mengalami peningkatan 81% menjadi US$ 78 juta. Tak jauh berbeda, laba bersih MBMA pada tahun 2023 juga tergerus akibat lonjakan COGS yang mencapai 204,1% menjadi US$ 1,25 miliar.

Seperti induk perusahaannya, alokasi terbesar MBMA berasal dari pengeluaran cost produksi yakni biaya manufaktur yang mengalami kenaikan 226% (YoY) menjadi US$ 1,22 miliar. "Meskipun mengalami penurunan signifikan pada laba bersih, MDKA dan MBKA mampu membukukan pendapatan yang solid," kata Arsita kepada Kontan.co.id, Kamis (28/3).

Arsita melihat kinerja MDKA dan MBMA pada tahun ini berpotensi pulih dan cenderung solid. Syaratnya, MDKA dan MBMA mampu berfokus pada pada peningkatan margin emas yang berkelanjutan serta normalisasi biaya produksi NPI dan nickel matte.

Baca Juga: Laba Merdeka Battery (MBMA) Turun 68% Jadi US$ 6,92 Juta, Pendapatan Terbang 191%

Meski begitu, investor tetap perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi MDKA dan MBMA. Terutama dari sisi fluktuasi harga komoditas, perubahan regulasi pemerintah, dan kondisi makroekonomi global.

"Secara keseluruhan, MDKA dan MBMA memiliki prospek yang baik di tahun 2024. Investor perlu mencermati perkembangan harga emas dan nikel, serta realisasi target produksi kedua perusahaan," ungkap Arsita.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer punya pandangan serupa. Dia menyoroti prospek MDKA bisa terdongkrak pemulihan permintaan China dan ekspektasi penurunan suku bunga. Tapi fluktuasi harga jual komoditas tetap menjadi faktor utama yang akan menentukan kinerja MDKA kedepannya.

Miftahul meyakini MDKA akan berada dalam posisi yang lebih baik pada paruh kedua tahun 2024. "Hal itu didasari oleh permintaan yang lebih baik. Sebagian didukung oleh perbaikan ekonomi global yang dapat menghasilkan sentimen lebih baik untuk harga komoditas, terutama di China sebagai pusat komoditas logam," terang Miftahul.

Sementara itu, Senior Investment Analyst Stockbit Anggaraksa Arismunandar mengamati kinerja MDKA dan MBMA pada tahun 2023 berpotensi menekan pergerakan sahamnya. Namun, dia juga melihat pelaku pasar tampak sudah mengantisipasi atas kinerja MDKA dan MBMA, yang dinilai di bawah ekspektasi konsensus. 

 

"Ke depannya, kinerja MDKA dan MBMA dapat kembali pulih apabila harga emas terus berada di level yang tinggi, serta harga nikel dapat pulih," kata Anggaraksa.

Sebagai rekomendasi, Arsita menilai saham MDKA layak dikoleksi dengan potensi fair value pada level harga Rp 3.074. Sedangkan potensi fair value pada saham MBMA berada di level Rp 613.

Miftahul menyarankan trading buy untuk saham MDKA dengan target harga Rp 2.800. Sementara itu, riset RHB Sekuritas tetap menyematkan rekomendasi buy untuk saham MDKA dengan target harga baru di level Rp 3.600.

Adapun harga MDKA ditutup naik 0,44% ke level Rp 2.280 per saham menutup perdagangan bulan Maret ini, Kamis (28/3). Sementara MBMA menguat 0,41% ke harga Rp 492 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×