kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergantung pada pergerakan Astra (ASII), begini prospek saham aneka industri


Rabu, 23 Januari 2019 / 20:05 WIB
Bergantung pada pergerakan Astra (ASII), begini prospek saham aneka industri


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menguat 4,14%. Namun, tidak semua sektor saham bergerak sekuat kenaikan indeks tersebut.

Sebut saja indeks saham sektor aneka industri yang sepanjang 2019, penguatannya baru 0,83%. Angka tersebut, jadi yang paling rendah dibandingkan indeks sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, prospek indeks saham aneka industri cenderung sulit untuk menguat signifikan. Ini karena, hampir 80% bobot indeks saham aneka industri berasal dari saham PT Astra International Tbk (ASII). Sedangkan berdasarkan data RTI, secara year to date (ytd) saham ASII cenderung terkoreksi sebanyak 0,61%.

"Saham ASII juga masih konsolidasi di area Rp 7.950-Rp 8.400. Jadi tidak mungkin bisa gerakan indeks sektor aneka industri," kata Achmad kepada Kontan.co.id, Rabu (23/1).

Selebihnya, Achmad mengatakan bobot saham saham di sektor aneka industri rata rata hanya 2,5%. Hal ini semakin membuat sektor aneka industri belum akan naik signifikan, meskipun saham sahamnya mengalami penguatan.

"Memang harus ASII yang bergerak kencang, kalau mau sektor itu bergerak," jelasnya.

Di luar prospek indeks aneka industri, Achmad menilai prospek saham sahamnya masih cukup baik. Misalnya saham PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yang baru saja mendapat tambahan dana baru, serta PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) yang sempat diuntungkan dari pelemahan rupiah.

Saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang juga anak usaha dari ASII menurut Achmad masih memiliki kinerja yang positif, meski perlu diakui sahamnya kurang likuid. "Rekomendasi kami ada ASII, GMFI, MASA, IMAS dan GJTL," ungkapnya.

Investor juga disarankan bisa masuk ke beberapa saham seperti tersebut. Strateginya, investor bisa masuk ke ASII saat dia bergerak di area Rp 7.900 hingga Rp 8.100. 

Pada Rabu (23/1) saham ASII ditutup melemah 0,30% di level Rp 8.175. Sedangkan untuk saham MASA, GJTL dan GMFI, BCA Sekuritas menyarankan untuk trading.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×