kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beleid anggaran 2018 harus realistis


Jumat, 18 Agustus 2017 / 12:01 WIB
Beleid anggaran 2018 harus realistis


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Pemerintah telah menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, Rabu (16/8). Rancangan beleid anggaran negara ini menyiratkan optimisme pemerintah terhadap ekonomi tahun depan.

Lihat saja, tahun depan, pertumbuhan ekonomi diproyeksi 5,4% dengan tingkat inflasi sebesar 3,5%. Adapun  kurs rupiah  diproyeksikan Rp 13.500 per dollar AS. 

Nah, sebagian pelaku pasar berharap pemerintah realistis memasang target. Sebab, tantangan ekonomi tahun depan masih berat. "Jika melihat kondisi di lapangan, target itu belum tentu tercapai," ujar Reza Priyambada, Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas kepada KONTAN, kemarin.

Sebagai perbandingan, tahun ini laju pertumbuhan ekonomi domestik cenderung stagnan. Tren pelemahan daya beli pun menjadi salah satu tantangan. Alhasil, "Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5% lebih realistis," ungkap Nico Omer Jonckheere, Vice President Research & Analysis Valbury Asia Futures.

Tak mengherankan, pasar menunggu sinyal upaya dan strategi pemerintah dalam mencapai target itu, termasuk implementasinya. "Hal-hal tersebut akan mempengaruhi psikologi pasar," imbuh Reza.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai target pemerintah masih realistis. "Pertumbuhan ekonomi, jika meleset di kisaran 5,3%. Kami prediksi inflasi 4%," kata dia.
Hans menambahkan, kelesuan daya beli masyarakat  memang menjadi rintangan utama pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun depan. Alasan ini yang menyebabkan Hans meragukan target penerimaan pajak. 

Sebagai gambaran, tahun depan, pemerintah menargetkan penerimaan pajak senilai  Rp 1.415 triliun, naik sekitar 10,3% dari proyeksi penerimaan pajak tahun ini. Adapun penerimaan perpajakan diperkirakan Rp 1.609,3 triliun, atau lebih tinggi 9,2% dari target tahun ini.

Toh, secara umum, Hans melihat ada beberapa katalis positif di tengah lesunya daya beli dan ketidakpastian penerimaan pajak. Yakni investasi yang mulai naik, defisit neraca perdagangan yang mengindikasikan ekonomi melaju, serta pulihnya dunia usaha. Sejumlah faktor itu berpeluang mendorong lebih cepat laju ekonomi tahun 2018.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman menilai, target-target ekonomi pemerintah masih realistis. Syaratnya,  pemerintah harus terus meningkatkan belanja negara, terutama di sektor infrastruktur dan mendorong investasi.  

Yang terang, senyampang dengan isi nota keuangan pemerintah, sejumlah pelaku pasar mulai menakar proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun depan.  Hans memprediksi IHSG tahun depan di 6.500–6.800. Prediksi Reza,  IHSG bisa tumbuh 20%. "Dengan catatan, kinerja emiten dan kondisi makro membaik," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×