kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban kurs membayangi kinerja KLBF


Jumat, 31 Oktober 2014 / 20:44 WIB
Beban kurs membayangi kinerja KLBF
ILUSTRASI. Ini alasan wajib cantumkan nomor HP yang terkoneksi WhatsApp dan Email aktif saat pembelian tiket pesawat?


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pundi-pundi keuntungan yang diraih PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih mendapat tekanan dari beberapa faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar rupiah. Laba bersih emiten farmasi ini hanya tumbuh 8,78% menjadi Rp 1,48 triliun pada Kuartal III-2014, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,36 triliun. 

Pertumbuhan laba bersih itu tak sebesar pertumbuhan penjualan yang naik 11,5% mencapai Rp 12,75 triliun  dibandingkan Rp 11,44 triliun pada periode yang sama tahun 2013. Vidjongtius, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan KLBF mengatakan, produk internal KLBF tumbuh cukup baik, didorong pemasaran yang aktif dan penetrasi distribusi. 

Namun, pnjualan dari produk pihak ketiga (non-Kalbe) pada Divisi Distribusi & Logistik mengalami pertumbuhan yang lebih rendah. “Kami memperkirakan kondisi pasar akan tetap menantang dalam waktu dekat. Namun, kami tetap konsisten pada strategi pengembangan portfolio produk dan mendorong inovasi,” jelasnya di Jakarta, Jumat (31/10). 

Dia mengatakan,  pertumbuhan penjualan didukung oleh pertumbuhan volume. Selain itu, strategi KLBF menaikkan harga pada akhir Kuartal I-2014 lalu turut mendongkrak penjualan KLBF sepanjang tahun ini. 

Laba kotor KLBF tumbuh 10% mencapai Rp 6,13 triliun. Namun, rasio laba kotor terhadap penjualan  turun 0,6% dari 48,7% menjadi 48,1%. Hal ini disebabkan  dampak pelemahan nilai Rupiah. 

Rata-rata nilai tukar Rupiah terdepresiasi 15,9% secara year-on-year (yoy) dari Rp 10.150 per dollar pada Kuartal III-2013 menjadi Rp 11.766 per dollar pada periode yang sama tahun 2014. Alhasil pertumbuhan laba bersih pun lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan. Hal ini juga disebabkan menurunnya marjin laba kotor dan kenaikan beban bunga dan keuangan serta biaya lain-lain. 

Hingga akhir tahun ini, KLBF mempertahankan target pertumbuhan penjualan sebesar 11% - 13%. Target yang lebih rendah dari perkiraan semula ini terutama terkait dengan melemahnya pertumbuhan penjualan produk non-Kalbe. Sementara margin laba usaha ditargetkan stabil pada kisaran 16% - 17%, sementara laba bersih per saham diharapkan tumbuh sekitar 11% – 13% sejalan dengan pertumbuhan penjualan.

KLBF menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Jika target ini tercapai, KLBF menargetkan rasio pembagian dividen berkisar  40% - 50% dari laba bersih. Informasi saja, pada tahun lalu, perseroan telah membagikan dividen sebesar 42% dari laba bersih yang telah dibayarkan pada tanggal 2 Juli 2014.

Pada perdagangan Jumat (31/10), harga saham KLBF ditutup turun 0,29% menjadi Rp 1.705 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×