kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak tantangan, Waskita Karya (WSKT) diramal kesulitan penuhi target kontrak baru


Kamis, 22 November 2018 / 21:45 WIB
Banyak tantangan, Waskita Karya (WSKT) diramal kesulitan penuhi target kontrak baru
ILUSTRASI. Pembangunan jalan tol oleh Waskita Karya


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai sulit mencapai target kontrak baru yang ditetapkannya pada tahun ini. Apalagi, emiten berkode WSKT tersebut kekurangan katalis positif yang bisa mendongkrak kinerjanya secara signifikan.

Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan menganggap, cukup sulit bagi WSKT untuk memenuhi target kontrak baru di tahun ini yang mencapai Rp 50 triliun. Sedangkan hingga kuartal III-2018, capaian kontrak baru perusahaan hanya sebesar Rp 11,7 triliun.

Upaya pemerintah yang mulai menunda beberapa proyek infrastruktur strategis bisa menghambat WSKT mengejar target nilai kontrak barunya di sisa tahun ini.

Maka dari itu, WSKT disarankan tetap fokus pada pengerjaan proyek-proyek yang telah diperoleh sebelumnya. “Emiten ini juga perlu memperbaiki arus kas yang dimilikinya,” tambah Rudy, Kamis (22/11).

Selain itu, rencana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelesaikan holding infrastruktur yang diinduki oleh PT Hutama Karya di akhir tahun nanti juga belum tentu berdampak signifikan terhadap kinerja WSKT di masa mendatang.

Menurut Joey Faustian, Analis Indo Premier Sekuritas, manfaat holding tersebut akan lebih dirasakan oleh pemerintah. Dalam hal ini, kelak pemerintah akan lebih mudah dalam mendelegasikan proyek-proyek infrastrukturnya ke perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam holding tersebut.

“Efeknya minor karena tujuan holding tersebut memang bukan untuk mendongkrak kinerja emiten,” kata dia.

Tantangan bagi WSKT tak berhenti sampai di situ. Kehadiran tahun politik bisa saja membuat kinerja emiten-emiten di sektor konstruksi mengalami perlambatan. Hal ini terjadi jika dana anggaran belanja untuk infrastruktur diturunkan oleh pemerintah karena alasan yang bersifat politis.

Rudy bilang, untuk mengantisipasi potensi perlambatan tersebut, WSKT bisa mengambil opsi dengan melakukan diversifikasi bisnis melalui anak usahanya. “Tentu ini dilakukan tanpa menghilangkan bisnis utama perusahaan,” ujarnya.

Terlepas dari itu, ia masih merekomendasikan beli saham WSKT dengan target Rp 2.110 per saham.

Begitu juga dengan Joey yang menyarankan beli saham WSKT dengan target Rp 2.300 per saham. Ia memprediksi, pendapatan WSKT di akhir tahun nanti akan mencapai Rp 55,86 triliun. Adapun laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 4,40 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×