kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing melepas saham emiten besar


Senin, 05 Februari 2018 / 08:17 WIB
Asing melepas saham emiten besar


Reporter: Dede Suprayitno, Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mulai melepas saham emiten besar. Sepekan terakhir, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 4,24 triliun di Bursa Efek Indonesia. Sejak awal tahun, asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) yang tipis saja, sekitar Rp 81,21 miliar. 

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) menempati posisi tiga teratas saham paling banyak dijual asing di pasar reguler. Sepekan terakhir, asing mencatatkan net sell senilai Rp 1,3 triliun. 

Di saham TLKM, net sell investor asing mencapai Rp 765,2 miliar. Asing juga mencatat net sell Rp 261,9 miliar di HMSP.

Kepala Riset OSO Sekuritas, Riska Afriani menilai, aksi jual asing seminggu belakangan merupakan bagian dari strategi profit taking. Jadi, wajar saja kalau asing merealisasikan keuntungannya di pasar saham domestik yang sudah naik cukup tinggi.

Apalagi, asing masuk saham yang kini dijual itu sejak akhir tahun lalu. Asing merealisasikan keuntungan terutama di saham sektor perbankan dan barang konsumsi.

Meski demikian, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra tak menampik ada sentimen khusus di beberapa saham tertentu yang mendorong asing keluar. Di saham TLKM, contohnya, kinerja keuangan emiten ini pada 2017 kemungkinan berada di bawah konsensus analis, terutama dari sisi pertumbuhan pendapatan. "Khususnya, kontribusi pendapatan utama TLKM, yakni suara dan data," kata dia, Sabtu (3/2).

Saham konsumer

Secara umum Riska melihat, ada kecenderungan asing wait and see. Alhasil, mereka memilih menjual terlebih dahulu. Pemicunya adalah, beberapa sentimen dari pasar global, seperti pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan kondisi geopolitik di sejumlah negara.

Selama sepekan terakhir, tercatat empat saham sektor barang konsumsi masuk deretan 10 saham teratas yang paling banyak dilepas oleh asing. Selain HMSP, ada Unilever Indonesia (UNVR), Gudang Garam (GGRM), dan Indofood Sukses Makmur (INDF) yang masuk dalam daftar jual.

Menurut Aditya, ada peralihan sektor oleh asing di pasar saham Indonesia. Asing yang sebelumnya meminati saham sektor barang konsumsi, mulai melirik saham sektor pertambangan. "Sektor yang menjanjikan earning lebih tinggi tahun ini adalah komoditas, berkaitan dengan pertambangan," jelas dia.

Selain saham konsumsi, seminggu terakhir juga terlihat aksi jual asing di beberapa saham perbankan. Selain BBRI, ada saham Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang masuk dalam daftar 10 saham paling banyak dijual asing dalam satu pekan belakangan.

Meski begitu, Riska memandang, asing tak benar-benar keluar dari pasar saham. Asing beralih ke saham yang lebih murah. Adapun saham-saham itu terdiri dari saham berkapitalisasi pasar besar dan menengah di sektor pertambangan juga properti.

Para pemodal asing memang mulai menorehkan pembelian bersih (net buy) di saham pertambangan, seperti Adaro Energy (ADRO), juga saham properti semisal Summarecon Agung (SMRA).

Di saat musim rilis kinerja emiten yang berlangsung selama Februari hingga Maret, investor asing berpotensi kembali mencatatkan aksi beli bersih. "Tahun lalu, domestik mengambil peran asing. Tapi tahun ini sepertinya domestik dan asing akan saling mengejar," ungkap Riska.

Riska menjagokan saham perbankan, pertambangan, barang konsumsi, dan properti. Menurut dia, meski banyak dijual oleh asing, secara umum investor masih bisa masuk ke BBNI, INDF, Astra International (ASII).

Selain perubahan selera, prospek pasar pun turut mendorong aksi jual investor asing. "Dari luar ada sedikit negative outlook, seperti dari AS. Jadi, sementara ini mereka memperbanyak porsi cash," imbuh Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×