kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis rekomendasikan buy AALI karena alasan ini


Minggu, 30 April 2017 / 09:34 WIB
Analis rekomendasikan buy AALI karena alasan ini


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

AKARTA. Harga crude palm oil (CPO) yang sempat melejit tahun lalu ikut mengerek kinerja emiten CPO, Salah satunya, Astra Agro Lestari. Adapun per 1Q 2017 kemarin, pendapatan emiten bersandi saham AALI ini naik 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kendati begitu, kenaikan tersebut tidak sejalan dengan pergerakan harga sahamnya yang cenderung turun.

Mengutip keterbukaan informasi, pendapatan AALI per kuartal pertama 2017 tercatat sebesar Rp 4,49 triliun. Sementara laba bersihnya naik sekitar 91% menjadi Rp 801,03 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 417,54 miliar.

Yosua Zisokhi, Analis MNC Securities bilang, kinerja AALI tahun lalu ditopang oleh harga CPO yang sempat melejit.

"Tahun lalu, range harga CPO berada di kisaran RM 2.300 - 2.400 per metrik ton. Lalu pada kuartal I 2017, harga CPO naik di range level RM 3.000 - 3.200 per metrik ton. Produksi AALI juga meningkat sehingga laba bersihnya naik signifikan," ujar Yosua kepada KONTAN, Kamis (27/4) lalu.

Namun begitu, Yosua memprediksi, kinerja emiten CPO ke depan bakal sedikit tertekan. Baru-baru ini, lanjut dia, harga CPO turun drastis ke level RM 2.400 hingga RM 2.500 per metrik ton.

Dia menilai, meski El Nino sudah berlalu, permintaan CPO bakal melemah, terutama dari Eropa lantaran mereka tidak boleh lagi mengimpor CPO dari Indonesia karena ada isu lingkungan. "Itu yang jadi problem, suplai melemah, permintaan turun," katanya.

Kendati begitu, masih ada katalis positif yang bakal mendongkrak kinerja emiten CPO ke depan, khususnya dari Indonesia. Menurutnya, permintaan CPO di Indonesia akan naik karena ada kebijakan biodiesel. Pasalnya, ketika harga minyak naik, akan banyak yang menggunakan biodiesel karena harga minyak tinggi.

"Apabila harga minyak bisa menyentuh level US$65 - US$70, permintaan CPO akan meningkat. Jadi semua bergantung kebijakan pemerintah dan harga minyak," imbuhnya.

Senada, Joni Wintarja, Analis NH Korindo Sekuritas bilang, kinerja emiten AALI ke depan bakal bergantung pada harga komoditas. "Jika harga komoditas membaik, itu akan mendongkrak kinerja AALI," kata Joni kepada KONTAN, Kamis (27/4).

Selain itu, para analis juga memprediksi, emiten perkebunan bakal sulit melakukan ekspansi lantaran ada moratorium pembukaan lahan pasca kebakaran hutan.

Sampai akhir tahun, Yosua meramal pendapatan AALI bisa mencapai Rp 14 triliun dan laba bersih Rp 2 triliun. Sementara Joni memproyeksi pendapatan AALI hingga akhir tahun akan mencapai Rp 15,568 triliun dan laba bersih Rp 2,17 triliun.

Dari sisi Price to Earning Ratio (PER) AALI juga tercatat 8.95x.Jika dibandingkan rata-rata industri yang ada di level 12x hingga 13x, valuasi tersebut masih tergolong murah.

Yosua pun merekomendasikan beli saham AALI dengan target price 16.000. "Jika potensi kenaikannya kurang dari 15%, maka bisa buy," kata dia. Joni juga merekomendasikan beli saham AALI dengan target price Rp 18.150 (Klaudia Molasiarani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×