kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Buy saham PP Properti, ini pertimbangannya


Selasa, 23 Januari 2018 / 20:33 WIB
Analis: Buy saham PP Properti, ini pertimbangannya
ILUSTRASI. GROUNDBREAKING GRAND SHAMAYA dari PPRO


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses belanja landbank pada tahun lalu, kini PT PP Properti Tbk diperkirakan akan membangun sejumlah proyek. Analis menilai, kinerja PPRO bakal lebih kuat karena fokus mengembangkan properti beserta akses transportasi.

Mengingatkan saja, sepanjang tahun lalu, emiten berkode saham PPRO ini berhasil mengumpulkan landbank seluas 300 hektare. Jumlah tersebut melampaui target yang hanya 76 ha. Kini, emiten ini memiliki ruang gerak leluasa untuk mengembangkan proyek baru.

Emiten yang melantai di bursa pada akhir 2015 ini fokus di bidang pembangunan properti dan pengembangan. Ke depan, PPRO diperkirakan akan semakin menyasar pada segmen generasi-X alias eksekutif muda, yang lebih memilih hunian vertikal dengan akses transportasi yang mudah.

"Kebutuhan hunian masih kurang apalagi untuk landed house, maka PPRO melihat kesempatan besar di hunian vertikal dan menyasar segmen generasi saat ini yang memiliki kebutuhan dan preferensi minimalis dan praktis mudah diakses," papar Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri kepada Kontan.co.id, Senin (23/1).

Bagi Hans, kekuatan PPRO terdapat pada visi emiten yang fokus pada pembangunan untuk generasi muda serta perhatian terhadap akses transportasi. Induk usahanya, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), memiliki agenda akbar pembangunan Aero City untuk area Bandara Kertajati, Jawa Barat dan Bandara Kulonprogo, Yogyakarta.

Pengembangan Bandara Kulonprogo ditargetkan rampung pada kuartal II-2019, di mana PTPP sebagai mitra PT Angkasa Pura I akan membangun dan mengelola Bandara Kulonprogo dengan investasi mencapai Rp 6,5 triliun. Sekitar 70% dari investasi proyek ini akan dibiayai oleh PTPP.

Sedangkan Bandara Kertajati juga dalam tahap pengembangan yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2018. Hingga awal November 2017, progres konstruksi sudah mencapai 67,5%.

Tak hanya soal pengembangan Aero City, PPRO juga bakal ekspansi di ibu kota lewat pembangunan kawasan transit oriened development (TOD) di beberapa lokasi. Dua lokasi TOD PPRO yang sudah menuai banyak perbincangan adalah untuk area Stasiun Juanda dan Stasiun Tanah Abang.

"Mereka memiliki tema pembangunan yang penting, yaitu dekat dengan fasilitas transportasi dan menjadi strategi yang bagus sekali mengingat kebutuhan akses masyarakat pada fasilitas publik," jelas Hans. Atas pertimbangan tersebut, ia memberi rekomendasi buy saham PPRO dengan target harga Rp 230 per saham.

Mengenai porsi landbank PPRO, Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menyebut, PPRO yang tahun lalu rajin menabung tanah memiliki keleluasan untuk menciptakan proyek baru.

Namun, untuk mencetak target marketing sales tahun ini, Nafan menduga, PPRO harus fokus pada penyelesaian proyek Weston View di Wiyung, Surabaya barat dan Jababeka Residence hasil kolaborasi dengan Grahabuana Cikarang.

Pengembang proyek Jababeka Residence yakin bisa membidik marketing sales Rp 1 triliun atau tumbuh 40,4% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 712 miliar.

Adrian merekomendasi buy saham PPRO dengan target harga Rp 250 per saham. Nafan juga memberi rekomendasi buy dengan target harga Rp 266 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×