kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ARNA bukukan laba naik 15% pada Kuartal III


Rabu, 19 Oktober 2016 / 19:09 WIB
 ARNA bukukan laba naik 15% pada Kuartal III


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pada kondisi Industri keramik yang masih lesu, kinerja PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) masih terbilang cemerlang. Emiten keramik ini mencatat pertumbuhan penjualan serta pendapatan hingga kuartal III tahun ini.

Dari laporan keuangan ARNA di kuartal III mencatatkan laba bersih sebesar Rp 61,6 miliar naik 15% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 53,1 miliar. Pertumbuhan laba ini juga ditopang dari pertumbuhan penjualan perusahaan menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 919 miliar di kuartal III tahun lalu.

Selain itu ARNA juga mendapat keuntungan dari laba selisih kurs sebesar Rp 5,46 miliar dari periode sama tahun lalu yang mencatat rugi kurs Rp 14,3 miliar. Dan laba penjualan aset tetap sebesar Rp 141 miliar dari Rp 65 miliar di kuartal III tahun lalu.

Sayangnya ARNA masih mencatat utang yang jatuh tempo dalam satu tahun kepada bank Rp 15 miliar dan kepada pemasok Rp 18,9 miliar.

Direktur Utama PT Arwana Citramulia Rudy Sujantor menyatakan masih optimistis hingga akhir tahun perusahaannya masih dapat tumbuh hingga akhir tahun ini. Namun bukan tanpa syarat perusahaanya harus bekerja keras dalam efisiensi untuk menjaga margin keuntungan perusahaan.

"Pertumbuhan hanya bisa dicapai karena inovasi mix product dan ditopang efisiensi biaya SG&A serta biaya penjualan, Umum dan Administrasi," kata Rudy kepada KONTAN, Selasa (17/10).

Sebelumnya ARNA menargetkan untuk mencapai kinerja menyamai pada tahun 2014 silam. Pada tahun itu ARNA mencatat pendapatan tahun 2014 lalu sebesar Rp 1,4 triliun serta laba bersih sebesar Rp 261 miliar.

Rudy masih optimis untuk mengejar target itu hingga sisa tahun ini. namun bukan tanpa syarat rencana penurunan harga gas industri tentu akan semakin mendorong industri keramik ke depannya.

Untuk mengurangi biaya produksi, industri keramik juga masih butuh dorongan seperti harga gas yang bersaing. Sebelumnya ARNA mengungkapkan biaya energi merupakan beban yang paling besar sekitar 43% dari beban produksi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×