kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street dibuka di zona hijau, saham teknologi dipimpin Apple jadi pendorongnya


Senin, 30 September 2019 / 22:12 WIB
Wall Street dibuka di zona hijau, saham teknologi dipimpin Apple jadi pendorongnya
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham-saham sektor teknologi dipimpin oleh Apple mengangkat indeks acuan Wall Street pada perdagangan Senin (30/9). Pelaku pasar tengah mencermati rencana Washington yang tengah mempertimbangkan penghapusan perusahaan China dari bursa saham Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, pukul 9:55 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 85,32 poin atau 0,32% pada 26.905,57, S&P 500 naik 11,84 poin atau 0,40% pada 2.973,63. Sementara, Nasdaq Composite naik 33,48 poin, atau 0,42%, pada 7.973,11.

Baca Juga: Wall Street melorot terseret wacana delisting perusahaan China oleh Gedung Putih

Saham Apple Inc naik 1,3% karena Kepala Eksekutif Tim Cook mengatakan kepada harian Jerman Bild bahwa penjualan iPhone dimulai dengan awal yang kuat dan JP Morgan menaikkan perkiraan volume pengiriman iPhone. Saham Microsoft Corp juga naik 0,4%.

Sektor teknologi naik 0,6%, terbesar di antara 11 sektor indeks S&P. Hanya stok energi yang berada di zona merah, mengikuti penurunan harga minyak.

Namun, indeks acuan Wall Street berada pada jalur untuk mengakhiri kuartal dengan kinerja terburuk sejauh tahun ini, dengan sentimen beragam karena perkembangan dalam perang perdagangan AS-China dan indikasi dari data ekonomi domestik.

Baca Juga: Wall Street tergelincir karena investor berhati-hati menyikapi laporan whistleblower

Asal tahu, laporan tentang AS membatasi akses perusahaan China ke pasar modal AS memicu aksi jual pada hari Jumat (27/9), dengan S&P 500 dan Nasdaq mencapai level terendah lebih dari tiga pekan selama sesi.

Namun, pada hari Senin, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro membantah kabar itu sebagai "berita palsu."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×