kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tarif cukai rokok naik, Indonesian Tobacco (ITIC) targetkan pendapatan tumbuh 25%


Selasa, 17 September 2019 / 22:37 WIB
Tarif cukai rokok naik, Indonesian Tobacco (ITIC) targetkan pendapatan tumbuh 25%
ILUSTRASI. Produk Indonesian Tobacco


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok sebesar 23% mulai Januari 2020 justru membuat salah satu produsen tembakau iris optimistis untuk menggenjot pendapatannya.

Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) Djonny Saksono  menargetkan, pendapatan perusahaannya pada tahun depan bisa tumbuh minimal 25% secara year on year (yoy) atau lebih. 

Djonny mengatakan, pihaknya akan tetap fokus berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk konsumennya. Salah satu caranya adalah dengan mengeluarkan produk-produk baru dan tetap fokus menyasar kalangan menengah bawah. 

Baca Juga: Tarif cukai rokok bakal naik, saham Indonesian Tobacco (ITIC) melonjak 50%

Perusahaan ini juga tengah memperluas pasar dalam negerinya dengan menjangkau daerah-daerah baru di  Sumatra, Kalimantan, serta Jawa. Untuk wilayah Kalimantan, ITIC akan fokus ke provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Alasannya, perusahaan ini baru menjangkau wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Sementara itu, untuk Sumatra, ITIC baru menjangkau Jambi dan Pekanbaru. 

Djonny mengatakan, pihaknya juga akan memperluas pasar di Jawa. Alasannya, produk ITIC baru dijual di Jawa Tengah dan di sekitar Malang, Jawa Timur, Penjualan ini juga masih melalui perorangan dan dalam skala kecil. 

"Ekspansi pasar ini sudah mulai jalan. Akan tetapi, untuk Jawa baru akan mulai tahun depan. Respons dari konsumen bagus," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Menurut Djonny yang menjadi salah satu tantangan ITIC dalam ekspansi adalah keberadaan rokok ilegal yang menggunakan cukai palsu. Hal tersebut membuat persaingan yang tidak sehat dan tidak adil. 

Baca Juga: Kenaikan Tarif Cukai Beri Sentimen Negatif untuk Produsen Rokok

Sebagai informasi, di Sulawesi, distribusi terbesar ITIC adalah di Gorontalo dan Manado. Kemudian, di Nusa Tenggara Timur, perusahaan telah menjangkau Kupang, Waingapu, Maumere, dan Atambua. ITIC juga mengklaim, hampir menguasai 100% pasar di Papua. 

Per akhir 2019, ITIC menargetkan pendapatannya bisa tumbuh 26,38%–33,81% secara tahunan menjadi Rp 170 miliar-Rp 180 miliar. ITIC juga menargetkan peningkatan laba bersih 25% pada tahun ini menjadi Rp 10,3 miliar, dari Rp 8,24 miliar di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×