kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayoritas emiten CPO membukukan kenaikan pendapatan, ini rekomendasi analis


Selasa, 11 Agustus 2020 / 21:11 WIB
Mayoritas emiten CPO membukukan kenaikan pendapatan, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020). Mayoritas emiten perkebunan dan pengolahan CPO menorehkan kenaikan pendapatan pada kuartal I dan kuartal II.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menorehkan kenaikan pendapatan pada kuartal I dan kuartal II tahun ini. Berdasarkan data yang Kontan.co.id himpun, sepuluh emiten penghasil crude palm oil (CPO) mencatatkan rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 17,8% secara tahunan pada Januari-Juni 2020. 

Sementara itu, bottom line emiten CPO pada semester 1-2020 masih variatif. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan kenaikan laba bersih, serta PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berhasil membalikkan rugi jadi untung. 

Sebaliknya, laba bersih PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) tercatat turun. Bahkan, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan kenaikan rugi, sedangkan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) masih membukukan kerugian meski nilainya mengecil.

Baca Juga: DSNG: Pandemi Covid-19 berpotensi beri tekanan terhadap harga jual CPO

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, kinerja emiten produsen CPO sepanjang paruh pertama 2020 sesuai dengan ekspektasi. Mengingat harga jual CPO dalam beberapa bulan ke belakang memang kembali menguat hingga melebihi harga tahun lalu. 

Alhasil, perusahaan-perusahaan CPO juga dapat mencetak pendapatan lebih tinggi dibanding tahun 2019. "Akan tetapi karena selisih harga CPO belum terlalu berbeda jauh, beberapa perusahaan CPO masih tertekan pada beban operasional dan beban keuangan sehingga menghasilkan kinerja negatif pada bottom line," tutur Chris kepada Kontan.co.id, Selasa (11/8).

Untuk kuartal III-2020, Chris memprediksi, emiten CPO masih berpeluang mencatatkan kinerja yang lebih baik lagi dibanding tahun lalu. Mengingat, harga CPO pada triwulan ketiga tahun 2019 berada di area bottom, tetapi mencatatkan kenaikan sepanjang kuartal III-2020 ini. 

Baca Juga: Harga CPO diramal bakal kembali ke level stabil di tahun 2021

Chris menambahkan, harga CPO berdasarkan siklusnya juga masih akan menguat menjelang akhir tahun. Terlebih lagi, program biodiesel dari pemerintah semakin menjanjikan dan stok CPO yang masih turun dapat menambah faktor penguatan harga CPO. "Dengan begitu, saham CPO tetap menarik," kata Chris.

Chris melihat, pergerakan AALI, LSIP, SIMP, dan TBLA masih berpeluang menguat lagi. Dia memasang target harga AALI Rp 12.400 per saham, LSIP Rp 1.300, SIMP Rp 400, dan TBLA Rp 930 per saham. Per Selasa (11/8), harga AALI berada di level Rp 10.175 per saham, LSIP Rp 1.005, SIMP Rp 320, dan TBLA Rp 830 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×