kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih dibayangi aksi unjuk rasa, berikut prediksi pergerakan rupiah pekan depan


Sabtu, 28 September 2019 / 14:00 WIB
Masih dibayangi aksi unjuk rasa, berikut prediksi pergerakan rupiah pekan depan


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Jumat (27/9). Tren koreksi ini diperkirakan masih membayangi pergerakan rupiah di awal pekan depan. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,05% ke level Rp 14.172 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,25% ke Rp 14.197 per dolar AS. 

Analis Monex Investindo Andian Wijaya mengatakan, pelemahan yang terjadi pada Jumat (27/9) masih dipengaruhi oleh aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak beberapa revisi undang-undang. Meskipun aksi tersebut sudah mereda dalam waktu dekat ini, Andian menilai rupiah masih akan melemah. 

“Isunya masih akan terus melemah jika demonstrasi masih akan berlanjut hingga 20 Oktober pada saat pelantikan,” jelas Andian. 

Selain itu, Andian juga mengatakan pelemahan rupiah dikarenakan dolar AS yang juga menguat di akhir pekan. Hal ini dikarenakan harapan negosiasi dagang antara AS dan China kembali muncul menjelang pertemuan kedua kepala negara tersebut yang rencana dilakukan pada bulan depan. 

Baca Juga: Sepanjang pekan ini, rupiah melemah tertekan oleh sentimen eksternal dan internal

"Kita lihat hasilnya nanti bagaimana, jika membaik akan menguatkan dollar AS kembali," ujar Andian. 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga mengatakan aksi unjuk rasa masih menjadi pemicu utama terkoreksinya rupiah di akhir pekan. Ia juga bilang hal ini ditambah data-data ekonomi yang minim di akhir bulan sehingga belum ada sentimen positif yang menghambat pelemahan rupiah. 

"Aksi unjuk rasa di beberapa wilayah akhir-akhir ini menjadi katalis negatif yang menurunkan kepercayaan investor. Total ada lebih dari Rp 1,5 miliar aliran dana asing di pasar saham yang keluar selama aksi unjuk rasa terjadi belakangan," jelas Reny. 

Reny berpendapat rupiah masih akan tertekan pada awal pekan depan. Ia menyampaikan aksi unjuk rasa yang isunya akan terjadi lagi masih menjadi fokus pasar saat ini. Selain itu, pelemahan rupiah juga didukung oleh kondisi ketidakpastian negosiasi dagang antara AS dan China yang menyebabkan investor kembali beralih ke aset-aset safe haven. 

Sependapat, Andian juga bilang kondisi politik dalam negeri terkait unjuk rasa masih membayangi rupiah pada Senin (30/9) pekan depan. 

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Bergantung pada Kondisi Politik

Meskipun demikian, ia mengatakan pelemahannya terhitung tipis. Untuk di awal pekan, Andian memperkirakan rupiah melemah di kisaran Rp 14.200 - Rp 14.250 per dolar AS. 

Sedangkan Reny memperkirakan mata uang garuda akan bergerak pada rentang Rp 14.160 - Rp 14.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×