kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga masih akan tersandung dampak perang dagang


Senin, 12 Agustus 2019 / 19:12 WIB
Harga tembaga masih akan tersandung dampak perang dagang
ILUSTRASI. Harga tembaga masih akan bergerak turun tersandung dampak perang dagang.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan pada beberapa harga komoditas masih berlanjut seiring perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih belum usai. Tembaga menjadi komoditas yang termasuk mengalami penurunan harga tersebut. Senin (12/8), harga tembaga untuk kontrak tiga bulan berada di level US$ 5.755 per metrik ton, naik 3,5% dalam setahun .

Perang dagang ini menyebabkan permintaan terhadap tembaga berkurang karena ekonomi global yang sedikit melambat. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono berpendapat faktor perang dagang menjadi sentimen utama dalam terkoreksinya harga tambang.

Menurut Wahyu, perselisihan dalam perang dagang yang berlanjut berefek ke pelemahan ekonomi global. “Implikasi negatif ini yang akan terus menekan harga tembaga,” ujar Wahyu.

Wahyu bilang pada pekan lalu harga tembaga jatuh di level terendah selama 2019. Ia menambahkan, negosiasi perdagangan yang gagal akan menyebabkan ekonomi China lebih merugi dibandingkan dengan ekonomi AS. “Logam dasar pada LME secara langsung berada di garis silang masalah perdagangan karena perlambatan ekonomi China akan menyebabkan permintaan untuk proyek infrastruktur menurun,” jelas Wahyu.

Meskipun memiliki tren menurun, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim optimistis masih ada peluang rebound harga tembaga. Ia melihat beberapa bank sentral dunia sudah mulai menurunkan suku bungannya. The Fed kemungkinan juga akan agresif menurunkan suku bunganya di atas 25 bps. “Penurunan suku bunga acuan secara agresif berguna untuk membendung sentimen perang dagang yang belum ada penyelesaiannya,” jelas Ibrahim.

Ibrahim menebak, penurunan harga tembaga ini hanya bersifat sementara. Menurutnya, penurunan terdalam harga tembaga akan berada di level US$ 4.555 per metrik ton. Namun, pergerakan harga tambang masih fluktuatif dan bisa naik sampai level US$ 6.500 per metrik ton. Hal tersebut dapat terjadi jika bank sentral global benar-benar agresif dalam menurunkan suku bunganya.

Wahyu juga mengatakan kemungkinan rebound bisa terjadi. Dalam jangka pendek, wahyu memperkirakan harga tambang masih akan terus menurun.

Untuk Selasa (13/8), ia memperkirakan harga tembaga akan berada di level US$ 5.700 - US$ 5.800 per metrik ton. Jika penurunannya menembus support, Wahyu memperkirakan, harga tembaga akan bearish lebih dalam lagi. Selama sepekan ini, Wahyu mengatakan tembaga akan berada di kisaran US$ 5.500 - US$ 6.000 per metrik ton.

Tak berbeda jauh, Ibrahim juga menilai tambang akan masih menurun untuk besok dan sepekan ini. Ia memprediksi harga tambang untuk besok berada di kisaran US$ 5.700 - US$ 5.770 per metrik ton dan sepekan di US$ 5.620 - US$ 5.800 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×