kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street tumbang pada awal perdagangan Selasa (28/9)


Selasa, 28 September 2021 / 21:27 WIB
Wall Street tumbang pada awal perdagangan Selasa (28/9)
ILUSTRASI. Lonjakan yield US Treasury di tengah ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan Wall Street tertekan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tumbang pada awal perdagangan Selasa (28/9). Lonjakan yield US Treasury di tengah ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan pasar saham tertekan.

Selasa pukul 21.17 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,06% ke 34.502. Indeks S&P 500 tergerus 1,32% ke 4.384. Sedangkan Nasdaq Composite terjun 2,14% ke 14.647.

Imbal hasil US Treasury tenor dua tahun melonjak ke level tertinggi 18 bulan. Kenaikan yield surat utang negara Amerika Serikat (AS) membebani saham perusahaan dengan pertumbuhan tinggi yang nilainya terkait erat dengan pendapatan masa depan.

Saham Apple, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan induk Google Alphabet Inc turun antara 1,5% dan 1,8%. Saham-saham ini telah diuntungkan oleh kondisi suku bunga rendah sejak awal pandemi.

Baca Juga: Jumlah investor pasar modal meningkat pesat selama periode Januari-Agustus 2021

Sembilan dari 11 sektor utama S&P turun di awal perdagangan. Sektor energi dan keuangan meningkat karena investor beralih ke sektor-sektor yang akan mendapatkan hasil maksimal dari kebangkitan ekonomi.

Sektor energi S&P telah naik hampir 12,3% sepanjang bulan September. Sektor ini menuju kenaikan bulanan pertama setelah turun dua bulan berturut-turut.

"Ini adalah pedoman yang sangat mirip seperti yang kita lihat di paruh pertama hingga sekitar Juni ketika The Fed mulai menakut-nakuti orang dengan potensi kenaikan suku bunga," kata Jerry Braakman, kepala investasi First American Trust kepada Reuters.

Dia menambahkan, yang terjadi saat ini adalah perbaikan Covid, kenaikan suku bunga, pembukaan kembali aktivitas ekonomi, dan saham-saham penopang ekonomi kembali memimpin.

Pelaku pasar menunggu data kepercayaan konsumen, inflasi, dan aktivitas manufaktur ISM minggu ini untuk mengukur laju pemulihan. Kemajuan dalam negosiasi pendanaan pemerintah AS juga menjadi fokus setelah Senat AS kemarin gagal untuk menangguhkan plafon utang federal dan menghindari penutupan sebagian pemerintah menjelang tenggat waktu 30 September.

Baca Juga: Didominasi sentimen global, simak prediksi pergerakan IHSG untuk Rabu (29/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×