kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menguat, Nasdaq turun setelah mencetak rekor


Selasa, 26 Januari 2021 / 22:02 WIB
Wall Street menguat, Nasdaq turun setelah mencetak rekor
ILUSTRASI. Wall Street menguat pada awal perdagangan Selasa (26/1).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat pada awal perdagangan Selasa (26/1). Pukul 21.50 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,31% ke 31.056. 

Indeks S&P 500 menguat 0,22% ke 3.864. Sedangkan Nasdaq Ccomposite turun tipis 0,09% ke 13.624.

Kenaikan S&P 500 dan Dow Jones ditopang oleh update pendapatan positif dari banyak perusahaan termasuk General Electric dan Johnson & Johnson. Sementara Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari.

Harga saham General Electric Co melonjak setelah konglomerat industri menyebutkan prospek optimistis untuk bisnisnya tahun ini. GE juga melaporkan lonjakan arus kas bebas kuartalan.

Baca Juga: Telkom (TLKM) menganggarkan capex 25% dari pendapatan tahun ini

Johnson & Johnson menguat setelah produsen obat itu memperkirakan laba 2021 di atas perkiraan dan menjanjikan data dari uji coba vaksin virus corona yang diawasi secara luas segera.

"Sejauh ini pendapatan benar-benar kuat dan pasar menantikan beberapa nama teknologi besar yang mulai melaporkan pendapatan hari ini," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird, di Milwaukee kepada Reuters.

Perusahaan teknologi kelas berat Microsoft Corp dan Advanced Micro Devices Inc masing-masing naik sekitar 1% menjelang laporan pendapatan mereka yang diharapkan setelah pasar tutup.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell kemungkinan akan membahas inflasi dalam konferensi pers pasca pertemuan dua hari, esok.

Baca Juga: IHSG masih dibayangi sentimen negatif hingga Rabu (27/1)

Dalam sesi perdagangan yang bergejolak pada hari Senin, S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada level rekor. Dengan S&P 500 yang ditransaksikan dengan rasio PER 12 bulan ke depan sebesar 22 kali, ada kekhawatiran gelembung saham di Wall Street memicu penurunan. Investor mengawasi prediksi pendapatan dari emiten untuk membenarkan penilaian yang lebih tinggi ini.

Dana Moneter Internasional pada hari Selasa menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2021, tetapi memperingatkan ketidakpastian luar biasa di tengah risiko dari gelombang baru infeksi dan varian Covid-19.

Sementara dalam pembicaraan stimulus, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan bahwa Demokrat dapat mencoba untuk meloloskan stimulus US$ 1,9 triliun yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden menggunakan proses yang akan melewati hambatan dari Partai Republik dan dapat disahkan dengan suara mayoritas. "Ada sedikit optimisme bahwa ada jalan untuk kompromi tentang stimulus," kata Mayfield.

Baca Juga: Ini daftar lengkap saham-saham LQ45 periode Februari-Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×