kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Viral bintik putih pada ikan lele disebut mengandung cacing, apakah benar?


Senin, 17 Februari 2020 / 07:00 WIB
Viral bintik putih pada ikan lele disebut mengandung cacing, apakah benar?


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan, media sosial dihebohkan dengan sebuah unggahan yang menyebutkan bintik putih pada ikan lele mengandung cacing bila dipecahkan. Unggahan yang diposting Jumat (14/2) tersebut dibagikan pada grup Facebook Info Kesehatan.

Beragam respons diberitakan netizen. Hingga Minggu (16/2/2020) pukul 14.00 WIB, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 6.000 kali, dan dibagikan lebih dari 28.000 kali. Dalam unggahan itu disebutkan bahwa jika menemukan bintik putih pada lele sebaiknya jangan dikonsumsi.

Baca Juga: Warga Kemang panen lele di selokan pasca banjir

Konfirmasi Kompas.com

Benarkah informasi tersebut? Kompas.com mengonfirmasinya kepada dokter hewan dari Lab Balai Uji Standar Karantina Ikan, BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drh. M. Aji Purbayu. Ia mengatakan, bintik putih pada ikan lele tersebut bukan mengindikasikan ada cacing di dalamnya, melainkan parasit jenis protozoa.

"Bintik putih itu namanya cysta. Cysta Parasit Protozoa," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/2/2020).

Baca Juga: Telah ditemukan spesies baru ikan lele di sungai Mahakam

Aji mengungkapkan, Cysta Parasit Protozoa pada ikan lele tersebut berjenis Ichtyophthirius Multifilis atau dikenal sebagai parasit penyebab penyakit White Spot pada ikan. Parasit tersebut tidak bersifat zoonosis (tidak menular ke manusia) dan akan mati pada pemanasan atau pemasakan ikan hingga matang.

"Hanya memang konsumen ada yang merasa jijik atau kurang nyaman memakannya," kata Aji.

Baca Juga: Peluang dari membantu petani dan peternak menghindari tengkulak

Meski demikian, ia menekankan, perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan lebih lanjut spesies parasit penyebabnya. Ia mengatakan, protozoa terduga penyebab tidak menimbulkan penularan ke manusia atau tidak pernah ada laporan penelitian zoonosis.




TERBARU

[X]
×