kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tinggalkan migas, BIPI fokus garap infrastruktur tambang batubara


Kamis, 11 April 2019 / 21:45 WIB
Tinggalkan migas, BIPI fokus garap infrastruktur tambang batubara


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) akan fokus menggarap bisnis infrastruktur batubara tahun 2019 ini. Seperti diketahui, perusahaan dahulu bermain di sektor migas.

Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony menjelaskan bahwa tidak lagi fokus menggarap minyak. “Per hari ini kami sudah lepas unit usaha minyak milik kami,” jelasnya ketika melakukan kunjungan media ke Gedung Kontan, Kamis (11/4). Ia memaparkan fluktuatifnya harga komoditas crude oil membuat perusahaan itu meninggalkan pertambangan minyak.

Ray mengatakan perusahaannya akan lebih fokus pada penyediaan infrastruktur tambang batubara mulai dari pelabuhan, penghancur batubara, coal preparation plant (CPP) hingga overland conveyor (OC).

Hingga saat ini unit usaha perusahaan yang dahulu bernama Bernakat Integra itu sudah tersebar di Sumatera, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Unit-unit usaha mereka tersebut dikelola oleh dua anak perusahaannya yaitu PT Astrindo Mahakarya Indonesia dan PT Mitratama Perkasa.

Ray bilang potensi pembangunan infrastruktur tambang, terutama batu bara masih sangat besar. Ia memberikan contoh bahwa Sungai Musi memiliki kapasitas 100 juta ton distribusi batu bara bila dimanfaatkan secara maksimal. “Sedangkan hingga hari ini belum sampai dua juta ton”, papar Ray.

Demi melancarkan ekspansi ada beberapa usaha yang dilakukan oleh perusahaan itu. Dalam kesempatan yang sama Chief Financial Officer PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong mengatakan salah satu caranya ialah dengan melunasi hutang-hutang perusahaan.

Hingga akhir 2018 lalu, hutang BIPI sendiri berkurang menjadi US$ 500 juta setelah setelah sebelumnya sempat memiliki beban hutang sebesar US$ 1 miliar.

Setelah melunasi hutang, perusahaan infrastruktur tambang itu juga tidak akan membagikan dividennya kepada para investor. Kata Michael, para pemegang saham sepakat untuk fokus melakukan ekspansi terlebih dahulu. Dengan begitu, kedepan perusahaan ini juga dipastikan akan melakukan berbagai cara untuk meraih modal.

Salah satunya dengan memanfaatkan rights issue. Meski begitu Michael belum mau menyebutkan berapa rasio rights issuenya. “Yang jelas nanti akan kami umumkan. Di samping itu sudah ada juga investor yang stand by,” jelas Michael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×