kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terregra Asia Energy (TGRA) menadah kontribusi dari Australia


Jumat, 17 Mei 2019 / 17:46 WIB
Terregra Asia Energy (TGRA) menadah kontribusi dari Australia


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT), PT Terregra Asia Energy Tbk mengawal pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang berlokasi di Australia. Emiten berkode saham TGRA ini memiliki 4 proyek PLTS di Australia dengan jumlah kapasitas sebesar 25 megawatt (MW). 

Wakil Direktur Utama Terregra Asia Energy, Lasman Citra menyampaikan pada Juli mendatang mereka bakal mengoperasikan salah satu proyek solar mobiling. Juli nanti ada satu yang beroperasi secara komersial dengan kapasitas 5 MW,” ujarnya dalam paparan publik TGRA, Jumat (17/5).

Dengan beroperasinya PLTS itu, sambungnya, ia berharap hal ini mampu memberikan kontribusi arus kas terhadap perusahaan. Nantinya pengoperasian PLTS itu dengan skema penjualan langsung ke market.

Ia bilang 100% kepemilikan Terregra Renewble PtyLtd di Melbourne Australia merupakan milik TGRA. Yang mana usaha ini didirikan untuk menangani proyek solar atawa utility scale. Mereka memiliki tiga special purpose vehicle (SPV) untuk proyek solar di Australia Selatan.

Selain itu, mereka masih menyelesaikan proses pembangunan untuk ketiga PLTS lainnya yang ditargetkan bisa commercial operatioan date atawa operasi secara komersial pada 2020 mendatang.

Ia menambahkan, progres pembangunan tiga PLTS lainnya ada yang dalam tahap mengakuisisi tanah, serta ada yang mulai tahap engineering design. “Secara konservatif kita targetkan bisa COD pada 2020,” imbuhnya.

Tahun ini TGRA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 500 miliar, kemudian untuk pendanaan pembangunan PLTS di Australia sebesar Rp 80 miliar.

Meski begitu Lasman mengaku, keberadaan proyek di Australia ini bukan menjadi fokus perusahaan dalam mengembangkan pembangkit tenaga surya. “Fokus kita masih di Indonesia, sembari menunggu regulasi,” katanya.

Sebelumnya mereka mengungkapkan menyasar Australia lantaran memiliki tingkat radiasi matahari yang bagus sehingga serapan energi sinar matahari lebih maksimal. Selain itu, di Australia tidak terlalu banyak regulasi sehingga memudahkan dari sisi bisnis.

Sembari menyelesaikan proyek di Australia, pada tahun ini TGRA juga mengincar beberapa proyek PLTS, salah satunya proyek PLTS dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Bali.

Djani Sutedja, Direktur Utama TGRA menuturkan sementara untuk pengembangan pembangkit tenaga surya di Indonesia dengan skema bussiness to business. Pada September tahun lalu mereka juga mengoperasikan proyek pembangkit solar pertama yang berlokasi di Waterboom Bali.

“Selain di Waterboom kita juga ada beberapa proyek untuk beberapa hotel,” pungkanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×