kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sriboga luncurkan tiga varian tepung terigu baru


Jumat, 21 Juni 2013 / 07:00 WIB
Sriboga luncurkan tiga varian tepung terigu baru
ILUSTRASI. Varian Omicron disebut memiliki gejala yang mirip sekali dengan flu biasa. Bagaimana membedakannya?


Reporter: Pravita Kusumaningtias | Editor: Fitri Arifenie

SEMARANG. Sriboga makin menunjukkan eksistensinya sebagai produsen tepung terigu. Sriboga Flour Mills (SFM), anak usaha dari PT Sriboga Raturaya meluncurkan tiga varian tepung terigu baru pada Rabu (19/6). Ketiga varian tepung ini adalah Nagamochi, Seri Naga dan Seri Pita. Saat ini, Sriboga memiliki 40 jenis varian tepung.

Alwin Arifin, Presiden Direktur SFM mengatakan ketiga varian tersebut untuk bahan baku makanan yang berbeda. Misalnya, tepung terigu jenis Nagamochi untuk bahan baku roti. "Sedangkan Seri Naga untuk bahan baku Mie dan tepung Seri Pita untuk industri biskuit," kata Alwin.

Produk baru itu akan dijual dengan menggunakan kemasan 1 kilogram (kg) dan 25 kg. Target perbulan, penjualan Nagamochi mencapai 300 ton atau sekitar 12.000 karung. Sementara untuk target penjualan Seri Naga sebanyak 600 hingga 900 ton per bulan. "Seri Pita, permintaannya paling besar untuk lebaran dan hari raya," kata Eddy Mulyadi, Direktur Operasional SFM.

Menariknya, untuk memproduksi tiga varian jenis baru ini, SFM bekerja sama dengan Thai Nisshin Technomic Co. Ltd. Kedua pihak mengembangkan formula tepung yang digadang-gadang bertekstur lebih halus dan tahan selama 1 tahun.

Eddy menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan pasar, SFM memiliki target produksi tepung terigu hingga 1900 ton per hari. Pada 2015 nanti, Sriboga mematok target produksi tepung 2.500 ton per hari. Sayangnya, target produksi ini masih menggantungkan pada impor gandum dari Australia, Kanada dan Amerika Serikat.

Terkait dengan rencana untuk memacu produksi tepung terigu, Eddy bilang ada dua strategi yang akan dilakukan oleh Sriboga. Pertama, mencari lokasi baru untuk mendirikan pabrik baru. Strategi kedua adalah cukup dengan menambah kapasitas dari pabrik tepung terigu yang sudah ada.

Pasar industri mi, roti dan biskuit cukup lebar membuat Eddy optimis Sriboga akan terus tumbuh. Menurut Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI) tahun 2013 industri roti Indonesia mencapai Rp 20 triliun dan industri biscuit tumbuh hingga 8%.
"Tahun ini target pendapatan naik 29% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 2,1 triliun," jelas Eddy.

Berdasarkan data dari Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), tahun lalu, Sriboga adalah produsen tepung terigu nomor tiga terbesar di nasional setelah Bogasari Flour Mills dan Eastern Pearl Flour Mills. Pada 2012, produksi tepung terigu Sriboga sebesar 242.002 ton. Sampai kuartal pertama tahun ini, produksi Sriboga mencapai 70.883 ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×