kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMGR realisasikan bisnis limbah baja


Senin, 28 Maret 2016 / 11:05 WIB
SMGR realisasikan bisnis limbah baja


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk tengah berupaya mendirikan pabrik pengolahan limbah baja blast furnace menjadi bahan baku semen. Jika rencana ini terealisasi, mereka bisa menghemat konsumsi klinker atawa bahan utama pembuat semen, hingga 20%-30%. 

Pabrik tersebut akan memproduksi slag powder dengan cara mengolah granulated blast furnace slag (GBFS) menjadi ground granulated blast furnace slag (GGBFS). 

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Agung Wiharno menjelaskan, komposisi penggunaan klinker untuk produksi semen mencapai 75%-80%. Nah, slag powder tadi bisa menekan konsumsi klinker menjadi 50%. "Kami jadi bisa efisien karena pengolahan klinker itu mahal," kata Agung kepada KONTAN, Minggu (27/3).

Untuk merealisasikan rencana itu, perusahaan berkode SMGR di Bursa Efek Indonesia ini menggandeng PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk mendirikan PT Krakatau Semen Indonesia, dengan porsi saham 51% Semen Indonesia dan 49% Krakatau Steel.

Nah, PT Krakatau Semen Indonesia ini lah yang kelak akan mengoperasikan pabrik pengolahan limbah baja blast furnace .

Kedua perusahaan pelat merah itu juga sepakat join bahan baku. Rencananya, Krakatau Semen Indonesia akan mengolah GBFS yang merupakan sisa pengolahan baja blast furnace dari produksi Krakatau Steel dan PT Krakatau Posco.

Namun, baik Semen Indonesia maupun Krakatau Steel harus bersabar mencicipi buah kerjasama mereka. Saat ini pembangunan pabrik slag powder baru mencapai 9,71%. Target operasional pabrik yang terletak di Cilegon, Banten tersebut adalah pada kuartal III-2017. 

Pabrik  tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 40.000 meter persegi (m²) dengan kapasitas produksi 750.000 ton per tahun. Sementara nilai investasinya US$ 34,3 juta.

Menurut informasi yang tertera dalam laman Krakatau Semen Indonesia, sejatinya Krakatau Steel dan Semen Indonesia sudah merintis kerjasama itu sejak 2013. Malah keduanya sempat pasang target operasional tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×