kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinyal tapering menguat, begini dampaknya bagi IHSG


Senin, 18 Oktober 2021 / 07:45 WIB
Sinyal tapering menguat, begini dampaknya bagi IHSG


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal kebijakan pelonggaran stimulus moneter atau tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) semakin mencuat menjelang akhir tahun. 

Mengtuip pemberitaan Bloomberg, Pejabat Federal Reserve (The Fed) menyetujui akan mulai mengurangi stimulus terkait pandemi untuk ekonomi pada pertengahan November atau pertengahan Desember 2021. Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas inflasi.

“Peserta rapat pada umumnya menilai bahwa, proses tapering secara bertahap yang berakhir sekitar pertengahan tahun depan kemungkinan akan tepat dilakukan, asalkan pemulihan ekonomi tetap berada di jalurnya,” tulis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang dirilis Rabu (13/10).

Meski rencana tapering mulai mencuat, analis menilai Bank Indonesia masih akan menahan tingkat suku bunganya pada rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memperkirakan, kebijakan BI mempertahankan suku bunga di level 3,5% berpeluang tetap berlanjut sampai akhir tahun.

Baca Juga: IHSG diramal menguat, simak pergerakan saham INKP, WIKA, dan SMGR pada Senin (18/10)

Pertimbangannya adalah, tingkat inflasi yang masih rendah (tetapi dalam tren kenaikan), serta guna meningkatkan pertumbuhan kredit usaha. Sehingga, pemulihan ekonomi dapat dicapai sesuai target yang dipasang sebelumnya.

“Ekspektasi pelaku pasar masih akan tetap, dan harapannya tetap dalam kondisi suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi,” terang Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/10).

Senada, Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan memperkirakan BI akan tetap pada kebijakan moneternya yang longgar. Rifqi menilai, BI memang tidak punya ruang lagi untuk melakukan pemangkasan suku bunga. “Kami memandang hal yang akan dilakukan BI adalah menahan suku bunga di level 3,5% hingga akhir tahun,” terang Rifqi.

Pelaku pasar sebenarnya sudah mem-priced in era suku bunga rendah hingga akhir tahun 2021. Rifqi menilai, suku bunga acuan di level 3,5% merupakan level yang optimal untuk bisa mendorong perekonomian menjangkau inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.

Baca Juga: IHSG diproyeksi masih bisa menguat terbatas pada Senin (18/10)

“Sehingga, untuk IHSG sendiri pergerakannya akan lebih banyak dipengaruhi oleh arus dana masuk (inflows) dan sentimen window dressing di pengujung tahun ini,” sambung Rifqi.

Adapun base case scenario Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun dari MNC Sekuritas di level 6.320, bullish scenario di level 7.221, dan bearish scenario di 5.651. Namun, saat ini MNC Sekuritas lebih berfokus pada level 6.800-7.000 untuk proyeksi IHSG hingga akhir tahun.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×