Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah di hari Selasa (28/9) akan dipengaruhi sentimen luar negeri. Belum ada data ekonomi dari dalam negeri yang akan dirilis.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengamati, pandangan investor saat ini mungkin akan tertuju pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berakhir di hari Senin (27/9).
Alwi memperkirakan sangat mungkin adanya relaksasi, karena jumlah kasus positif yang terus menurun. Bahkan di tanggal 26 September 2021, angka positivity rate Indonesia, berada di 1,2%.
“Dengan adanya relaksasi, maka roda perekonomian akan semakin berputar,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).
Baca Juga: Indikator permintaan AS akan menggerakkan kurs rupiah pada Selasa (28/9)
Sementara itu, dari luar negeri para pelaku pasar akan mencermati perkembangan kasus Evergrande dan pidato dari pejabat Federal Reserve, seperti Charles Evan, John William, dan Lael Brainard.
Alwi menaksir, pandangan hawkish dari pejabat The Fed akan semakin meningkatkan ekspektasi tapering dan kenaikan suku bunga The Fed. Ini sangat mungkin untuk bisa mengangkat dolar AS.
Alwi memperkirakan pergerakan rupiah terhadap dolar AS di hari Selasa (28/9) akan berada di angka Rp 14.235 per dolar AS–Rp 14.275 per dolar AS.
Senin (27/9), kurs rupiah spot menguat tipis 0,04% ke Rp 14.252 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,06% ke Rp 14.258 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah hari ini bergerak tipis, investor masih mencermati sejumlah sentimen negatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
