kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SIDO targetkan pendapatan dan laba naik 10%


Kamis, 28 Maret 2019 / 18:45 WIB
SIDO targetkan pendapatan dan laba naik 10%


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berniat mendongrak kinerjanya di tahun 2019. Adapun pertumbuhan pendapatan diharapkan berasal dari dalam dan luar negeri.

David Hidayat, Direktur Utama SIDO menjelaskan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun 2019 masing-masing meningkat minimal 10%. David menambahkan pertumbuhan pendapatan dapat naik secara merata dari seluruh segmen usaha. Adapun segmen Herbal dan suplemen masih menjadi focus utama kami.

"Saat ini kami masih pada upaya pemerataan distribusi khususnya diwilayah Indonesia Timur , sehingga kontribusi penjualan segmen herbal dan supplement ini masih diharapkan diatas 60%," kata David kepada KONTAN, Kamis (28/3).

Sedangkan segmen minuman dan farmasi diharapkan tumbuh dan memberikan kontribusi terhadap penjualan yang sama dengan sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan 2018, penjualan bersih SIDO naik 7,36% menjadi Rp 2,76 triliun. Sedangkan, laba bersih tercatat tumbuh 24,36% menjadi Rp 663,85 miliar.

Tak hanya domestik, SIDO juga mengejar pasar ekspor. Awal tahun ini SIDO mulai ekspor ke Nigeria dan David mengaku produknya sempat kosong sehingga terus akan disuplai dari Indonesia. Adapun pasar ekspor andalan lain yakni Filipina juga direspons positif. Diharapkan dengan mulainya kegiatan pemasaran akan semakin mendongkrak penjualan produk Tolak Angin.

"Negara yang kami tuju berikutnya adalah negara tetangga khususnya Asia Tenggara. Mulai Vietnam dan juga negara Afrika lainnya," kata David.

Sebagai informasi kapasitas pabrik Sido Muncul yang berada di daerah Ungaran Jawa Tengah diklaim masih dapat memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri.
Kapasitas produksi cairan obat Dalam seperti Tolak Angin saat ini telah diperluas. Hal ini imbas dari beroperasinya mesin cairan obat dalam yang telah diotomatisasi dari awal hingga proses pengemasan menjadi 180 juta sachet per bulan.

Sedangkan untuk kapasitas produksi minuman energi masih tersedia. Apalagi utilisasi saat ini masih 60%. "Dadi untuk pengembangan penjualan export energy drink kedepan masih aman dan belum memerlukan tambahan dana capex dalam waktu dekat," tambahnya.

Meski belum ada ekspansi di tahun 2019, SIDO telah menyiapkan capex sebesar Rp 150 miliar. Sumber dananya pun masih dari internal. Capex tersebut akan digunakan untuk maintenance capex dan beberapa tambahan penyelesaian instalasi mesin sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×