kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah naik tipis 0,14%, IHSG diprediksi sideways cenderung bearish pada Rabu (16/6)


Selasa, 15 Juni 2021 / 20:15 WIB
Setelah naik tipis 0,14%, IHSG diprediksi sideways cenderung bearish pada Rabu (16/6)
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,14% ke level 6.089,04 pada perdagangan Selasa (15/6).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,14% ke level 6.089,04 pada perdagangan Selasa (15/6). Investor asing juga masih mencatatkan aksi beli dengan nilai bersih Rp 239,64 miliar di seluruh pasar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG yang berakhir di zona hijau meski cenderung terkoreksi sepanjang perdagangan dipengaruhi oleh beberapa hal. Mulai dari rilis data neraca perdagangan bulan Mei 2021 yang masih surplus, ekspor-impor yang naik, dan bursa global yang bergerak mixed.

Untuk perdagangan Rabu (16/6), Herditya memprediksi, IHSG masih akan bergerak sideways cenderung terkoreksi dengan support di level 6.000 dan resistance di 6.100. "Investor masih mencermati perkembangan ekonomi secara global terlebih Amerika Serikat (AS) yang akan merilis data suku bunga The Fed," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/6).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memperkirakan, IHSG masih akan bergerak sideways cenderung bearish dengan rentang support-resistance 6.050-6.140. Menurut dia, IHSG dibayangi kecenderungan wait and see pelaku pasar terhadap hasil FOMC the Fed dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada Kamis (17/6).

Baca Juga: IHSG tidak akan terlalu terdampak penerapan PPKM

Kedua bank sentral tersebut diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan moneternya pada pertemuan bulan ini. "Akan tetapi, pelaku pasar mengharapkan clue terkait arah kebijakan moneter di tengah kecenderungan peningkatan inflasi di AS," ucap Valdy.

Faktor risiko lain berasal dari kasus baru Covid-19 di Indonesia yang cenderung naik dalam beberapa hari terakhir. Di sisi lain, peningkatan nilai ekspor Indonesia sebesar 58,76% year on year (yoy) dan impor 68,68% yoy pada bulan Mei 2021 ia nilai dapat meredam potensi volatilitas nilai tukar rupiah menjelang FOMC.

Dengan stabilnya nilai tukar rupiah, menurut Valdy, saham-saham bank, terutama yang berkapitalisasi pasar besar seperti BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI masih dapat menjadi fokus untuk beberapa hari ke depan. Di samping itu, investor juga dapat mencermati ASII, BRPT, DMMX, dan PGAS pada perdagangan Rabu (16/6). Sementara Herditya menilai, saham yang menarik untuk dicermati pada esok hari adalah TBIG, MDKA, dan AGRO.

Baca Juga: Jika pemulihan ekonomi sesuai harapan, imbal hasil reksadana saham tahun ini bisa 15%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×