kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selepas pandemi, sektor telekomunikasi masih tetap dinaungi sentimen positif


Minggu, 09 Agustus 2020 / 20:51 WIB
Selepas pandemi, sektor telekomunikasi masih tetap dinaungi sentimen positif


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor telekomunikasi adalah salah satu sektor yang justru mendapat katalis positif di tengah pandemi virus corona. Pasalnya, melalui Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH), penggunaan data dan internet pun meningkat sehingga menjadi katalis positif untuk sektor telekomunikasi. 

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menilai bahwa sektor telekomunikasi akan masih mendapat sentimen positif pada paruh kedua tahun ini. Etta meyakini permintaan data seluler masih akan bertumbuh karena meningkatnya kebutuhan video streaming (termasuk untuk meeting online) dan online gaming. Tak ayal, prospek industri telekomunikasi pun masih menarik untuk jangka panjang

“Namun, ke depan kompetisi antar pemain telekomunikasi juga akan semakin ketat seiring dengan meningkatnya layanan FTTH yang juga berdampak pada kebutuhan mobile internet. Pada akhirnya ini menjadi tantangan bagi operator untuk dapat menjaga pertumbuhan pendapatan dan Average Revenue per User (ARPU), menekan biaya operasional, dan menjaga profitabilitas,” ujar Etta kepada Kontan.co.id, Sabtu, (8/8).

Baca Juga: Pandemi virus corona (Covid-19) mengerek pendapatan emiten sektor telekomunikasi

Setali tiga uang, analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani juga berpendapat bahwa prospek sektor telekomunikasi masih akan terus tumbuh. Baik untuk sisa akhir tahun ini ataupun secara jangka panjang. Faktornya adalah kebutuhan data semakin tinggi yang terlihat dari payload data operator masih tumbuh positif sepanjang tahun ini.

“Kebiasaan masyarakat beralih ke digital akibat dampak pandemi dari berbagai aspek, mulai dari pekerjaan, hiburan, hingga berbelanja diproyeksi akan menjadi gaya hidup jangka panjang bahkan setelah pandemi berakhir. Hal ini mendorong kebutuhan internet yang mayoritas masih diakses dengan mobile internet sehingga emiten operator masih akan tumbuh positif ke depannya,” jelas Selvi.

Namun, Selvi melihat katalis negatif bagi sektor telekomunikasi akan datang dari semakin ketatnya persaingan antar operator yang berpotensi memicu terjadinya perang harga. Selain itu, ancaman penurunan daya beli masyarakat yang memukul konsumsi termasuk konsumsi data juga masih membayangi.

Dalam kondisi tersebut, Etta menilai ke depan penurunan harga data masih akan terjadi. Hal ini pada akhirnya mengharuskan para operator untuk berfokus pada product strategi sebagai salah satu cara menjaga ARPU.

Baca Juga: TOWR Tetap Ekspansif, Belanja Modal Sudah Terserap 65%

“Hal ini dapat terlihat dari usaha Telkomsel yang mulai memperkenalkan layanan Telkomsel Orbit seharga Rp130.000 untuk 100GB (Rp 1.300/GB). Ke depan, paket keluarga terintegrasi akan menjadi kunci untuk memenangkan kompetisi,” kata Etta.

Etta sendiri sejauh ini menjagokan TLKM dan EXCL sebagai top pick-nya di antara emiten telekomunikasi. Sementara Selvi memberi rating overweight untuk sektor telekomunikasi tahun ini, dengan merekomendasikan buy untuk ketiga saham telekomunikasi dengan target price (TP) setahun ke depan yaitu: TLKM (TP 4.300), EXCL (TP 3.500), ISAT (TP 2.800).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×