kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor teknologi mulai turun? Begini kata analis


Rabu, 20 Oktober 2021 / 12:59 WIB
Sektor teknologi mulai turun? Begini kata analis
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, IDX Sector Technology masih mencatatkan kenaikan 698,19% hingga Selasa (19/10). Kendati begitu, sejak 3 bulan terakhir sektor teknologi mulai menunjukkan tren penurunan.

Hal itu berkaca dari data Bloomberg, sektor teknologi tercatat telah turun 18,15%. Sedangkan, untuk periode satu bulan tercatat juga turun 12,11%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai hal tersebut terjadi karena pelaku pasar dan investor mencari saham yang memberikan keuntungan tercepat dan tertinggi. "Oleh sebab itu apabila sektor teknologi sudah mengalami puncak dan tidak ada lagi sentimen yang mendorong kenaikannya, tentu rotasi akan segera dilakukan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/10).

Di saat yang sama, Nico bilang sektor komoditas sedang mendapatkan angin dari kenaikan harga komoditas dan krisis energi yang terjadi berbagai belahan dunia. Hal ini yang membuat komoditas mengalami pergerakan yang signifikan.

Walau begitu, ia bilang tak lantas sektor teknologi ditinggalkan. "Tidak ditinggalkan, hanya saja sedang tidak dilirik karena secara valuasi masih menarik sehingga meskipun ada rotasi sektor bukan berarti portfolio teknologi akan dihilangkan," tegasnya.

Baca Juga: Tuntaskan Akuisisi Pinehill, ICBP Merilis Obligasi Global Lagi

Oleh sebab itu, Nico menyarankan untuk pelaku pasar dengan strategi investasi jangka pendek, tentu mengurangi porsi merupakan pilihannya. Menurutnya, ada sektor lain yang memberikan volatilitas yang lebih menarik dan potensi keuntungan yang lebih baik.

Sedangkan, apabila untuk jangka panjang bisa tetap memperhatikan sektor teknologi. "Saham teknologi merupakan saham yang masih berpotensi mengalami kenaikan setidaknya dalam kurun waktu 1–2 tahun mendatang," sebutnya.

Hal itu berangkat dari perekonomian digital yang masih menjadi salah satu perkembangan hasil pernikahan dari teknologi dan ekonomi yang dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, berpotensi untuk menggerakkan perekonomian yang mana saat ini transformasi teknologi dari konvensional menjadi digital masih menjadi berlangsung.

Oleh sebab itu, Nico memproyeksikan menaruh porsi terhadap saham saham teknologi dengan tujuan investasi jangka panjang masih akan sangat menarik. Ia bilang, beberapa saham teknologi yang dapat diamati yakni MTDL dengan target harga Rp 4.000 per saham dan BUKA di level Rp 1.500 per saham.

"Dan tidak lama lagi akan ada GOTO, Traveloka, dan perusahaan teknologi lainnya yang mulai eksis untuk melantai. Hal ini yang akan memberikan sambutan positif pastinya dalam pergerakan investasi di bidang teknologi," imbuhnya.

Selanjutnya: Mitratel bakal IPO, begini rekomendasi analis soal saham emiten menara telekomunikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×