kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor konstruksi menggeliat, Gunung Raja Paksi (GGRP) berharap kinerja membaik


Minggu, 09 Mei 2021 / 14:37 WIB
Sektor konstruksi menggeliat, Gunung Raja Paksi (GGRP) berharap kinerja membaik
ILUSTRASI. Gunung Raja Paksi (GGRP) membukukan penjualan bersih sebesar US$ 613 juta pada tahun 2020.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berharap adanya perbaikan kinerja di tahun ini. Optimisme ini tidak terlepas dari mulai menggeliatnya sektor konstruksi di tengah sentimen pemulihan ekonomi.

Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, pertumbuhan kinerja industri baja diperkirakan akan semakin kuat pada tahun 202. Pertumbuhan industri konstruksi terutama didorong oleh alokasi untuk proyek infrastruktur yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sangkaeng menyebut, anggaran belanja pemerintah untuk sektor infrastruktur pada tahun ini mencapai Rp 414 triliun, naik 47,3% dari anggaran tahun sebelumnya yang hanya Rp 281 triliun. “Ini merupakan anggaran tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kami berharap dengan perbaikan tren pertumbuhan anggaran, kami sebagai produsen baja bisa mengambil bagian,” ungkap Sangkaeng dalam agenda buka puasa virtual bersama media, Jumat (7/5).

Sebagai gambaran, GGRP membukukan penjualan bersih sebesar US$ 613 juta pada tahun 2020. Jumlah ini turun 25,56% (yoy) dibandingkan realisasi penjualan bersih di tahun 2019 sebesar US$ 823,50 juta.

Baca Juga: Kondisi pasar membaik, Gunung Raja Paksi (GGRP) yakin cetak laba tahun ini

Meski pendapatan tergerus, rugi bersih GGRP tahun lalu justru membaik. GGRP mencatat rugi bersih tahun berjalan sebesar US$ 8,95 juta di tahun 2020, berkurang 56,90% (yoy) dibandingkan rugi bersih di tahun 2019 yang mencapai US$ 20,77 juta.

Meski tidak menyebut angka pasti pendapatan tahun ini, Sangkaeng mengestimasi volume penjualan tahun ini berada di kisaran 1,1 juta ton atau kembali pulih ke level penjualan di 2019. Meski sentimen di sektor konstruksi cukup banyak tahun ini, industri baja tak lantas bebas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah serangan baja impor.

Baca Juga: Baru lolos dari PKPU, begini kinerja Gunung Raja Paksi (GGRP) di tahun 2020

Sangkaeng menyebut, industri baja adalah aset nasional yang perlu dilindungi oleh pemerintah. Untuk itu, dia berharap pemerintah melindungi industri baja dalam negeri dan memastikan daya saing yang lebih kompetitif di pasar.

Di antaranya bisa melalui kebijakan trade remedies yang merupakan tindakan yang diambil untuk merespons subsidi (countervailing duty), penjualan di bawah nilai wajar (antidumping), dan lonjakan impor (safeguards). Selain itu, ketersediaan energi juga menjadi tantangan bagi industri baja yang memerlukan energi cukup besar.

Baca Juga: Penjualan terkikis, rugi bersih Gunung Raja Paksi (GGRP) turun jadi US$ 8,95 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×