kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis akhir tahun capai pertumbuhan double digit


Selasa, 05 November 2019 / 15:04 WIB
Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis akhir tahun capai pertumbuhan double digit
ILUSTRASI. CLEO Akan Tambah Jaringan Distribusi?(27/10).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten yang fokus menjual Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO, anggota indeks Kompas100 ini) mampu menorehkan kinerja positif di kuartal III 2019. Emiten perusahaan minuman ini optimistis mampu meraih pertumbuhan penjualan hingga 40% di akhir tahun ini.

Melansir laporan keuangannya di kuartal III 2019, pendapatan CLEO mampu tumbuh double digit 30,69% year on year (yoy) menjadi Rp 775,69 miliar dari sebelumnya Rp 593,76 miliar di akhir September 2018.

Baca Juga: Liabilitas melonjak, laba Sariguna Primatirta (CLEO) naik dua kali lipat

Melansir laporan keuangan kuartal III 2019 CLEO, kontribusi penjualan paling banyak dari segmen botol sebesar Rp 330,16 miliar , kemudian produk kemasan galon Rp 243,14 miliar, lalu kemasan gelas Rp 199,16 miliar dan sisanya dari produk lain-lain sebesar Rp 3,2 miliar.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga ikut terkerek hingga 104% yoy dari sebelumnya Rp 48,84 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 94,02 miliar.

Direktur Keuangan Sariguna Primatirta Lukas Setio Wongso menyatakan peningkatan laba yang signifikan karena ada peningkatan penjualan seluruh kategori produk dan peningkatan produktivitas mesin.

"Peningkatan produktivitas mesin tersebut terutama di segmen kemasan botol dan cup sehingga meningkatkan efisiensi dan memperbaiki margin laba kotor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).

Baca Juga: Sampai akhir 2019, Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis capai target pertumbuhan 35%

Sementara itu di sisi biaya material Lukas menyatakan masih baik-baik saja karena ditopang tren harga bijih plastik yang terjaga karena stabilnya nilai tukar dolar terhadap rupiah.

Kendati demikian di saat pendapatan dan laba CLEO tumbuh pesat, emiten yang fokus bisnis di sektor minuman ini mencatatkan kenaikan liabilitas dan aset di atas 20% hingga akhir September 2019.

Total aset CLEO tumbuh hingga 46,04% menjadi Rp 1,21 triliun dari sebelumnya Rp 833,94 miliar di akhir Desember 2018. Adapun total liabilitas atau kewajibannya bahkan naik hingga 146,07% menjadi Rp 488,34 miliar dari Rp 198,45 miliar di Desember 2018.




TERBARU

[X]
×