kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saatnya buy on weakness


Selasa, 14 Agustus 2018 / 14:35 WIB
Saatnya buy on weakness


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tri Adi

Krisis ekonomi yang sedang menghantam Turki memiliki dampak berlapis ke pasar keuangan global. Sebenarnya Indonesia tidak punya hubungan ekonomi secara langsung dengan Turki. Dengan demikian, seharusnya krisis Turki tidak terlalu berdampak negatif pada pasar keuangan dalam negeri.

Tapi karena karakteristik ekonomi dalam negeri Indonesia mirip seperti Turki, antara lain dari sisi current account deficit atawa defisit transaksi berjalan, maka banyak investor asing yang meragukan pasar keuangan Indonesia.

Seperti diketahui, pada kuartal dua lalu, defisit transaksi berjalan Indonesia melebar hingga mencapai 3% dari produk domestik bruto (PDB).Sebenarnya, angka ini masih lebih baik ketimbang Turki yang memiliki defi sit transaksi berjalan hingga 5,5% dari PDB di akhir Juni lalu.

Karena itu, saya rasa dampak krisis ekonomi Turki di pasar keuangan Indonesia ini hanya sementara saja. Nantinya investor asing akan kembali mengkaji fundamental Indonesia yang masih tergolong bagus. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih inline dengan proyeksi, yakni di 5,2%. Inflasi juga terjaga di kisaran 3%. Ini berbanding terbalik dengan Turki yang memiliki tingkat inflasi hingga double digit.

Kondisi saat ini, di mana ekonomi global sedang tertekannamun internal masih bagus, sebenarnya suatu peluang. Investor di pasar saham dapat menjadikan momentum ini untuk buy on weakness. Karena di saat inilah investor bisa mencari saham-saham murah namun fundamental ciamik.

Ketimbang memilih untuk wait and see, investor memang dapat melakukan buy on weakness terhadap saham-saham yang sudah mengalami penurunan harga signifikan. Beberapa sektor yang masih bisa dilirik karena mengalami penurunan adalah perbankan dengan saham pilihan seperti BBNI dan BBRI.

Selain itu, menurut saya sektor konstruksi juga bisadikoleksi, dengan emiten unggulan seperti WSKT. Terakhir adalah sektor perkebunan. Rekomendasi saya saham TBLA.•

William Siregar
Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×