kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah melemah, Citilink justru tambah rute baru dan frekuensi terbang


Rabu, 07 Maret 2018 / 17:37 WIB
Rupiah melemah, Citilink justru tambah rute baru dan frekuensi terbang


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) turut berdampak terhadap bisnis maskapai, salah satunya Citilink Indonesia. Meski begitu, pelemahan rupiah tak menyurutkan niat anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tersebut menambah rute baru dan frekuensi penerbangan di tahun ini.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, tahun ini Citilink akan menambah rute penerbangan internasional, seperti Penang di bulan ini dan Bangkok di semester II-2018.

Untuk penerbangan domestik, Citilink akan membuka rute ke Banyuwangi.

Sementara untuk penambahan frekuensi, akan dilakukan untuk rute Singapura, Solo, Palangkaraya, dan Banjarmasin. "Dengan dollar yang makin menguat maka kami harus perbanyak rute internasional," kata Juliandra di Lotte Shopping Avenue Jakarta, Rabu (7/3).

Menurut Juliandra, penambahan rute akan menghasilkan tambahan pendapatan perusahaan. Hal ini nantinya diharapkan bisa menutup kenaikan biaya operasional yang keluarkan perusahaan, misalnya untuk kebutuhan bahan bakar.

Juliandra menjelaskan, dengan pelemahan rupiah saat ini setidaknya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bahan bakar sekitar US$ 2 juta per bulan. Sebab, yang semula perusahaan menyiapkan anggaran hanya US$ 54 sen per liter, di Januari, Februari, dan Maret 2018 naik menjadi US$ 60 sen-US$ 61 sen per liter.

"Nilainya ini kasarannya sekitar US$ 2 juta dollar. Itu harus kami ganti dengan program efisiensi atau menggaet revenue lain dengan mmbuka rute baru dan menaikkan utilisasi pesawat," tambah Juliandra.

Untuk utilisasi pesawat, kata Juliandra akan dinaikkan menjadi lebih dari sembilan jam dari yang saat ini rata-rata hanya sembilan jam.

Meski begitu, Juliandra mengatakan, pihaknya tak melakukan ekspansi jumlah pesawat. Citilink pada tahun ini hanya akan meremajakan tiga unit pesawat lantaran usianya sudah di atas 10 tahun. Dengan demikian, total armada Citilink di tahun ini mencapai 50 armada.

Sayangnya, Juliandra juga enggan menjelaskan lebih lanjut besarnya dampak pelemahan rupiah terjadap bisnis maskapai low cost carrier (LCC) itu.
Yang jelas, pihaknya masih pede untuk memperkirakan pedapatan yang diraup perusahaan di tahun ini mencapai US$ 840 juta, tumbuh sekitar 25% dari tahun lalu dengan kotribusi terhadap PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sekitar 15%-20% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×