kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah loyo, simpanan dollar dilirik


Selasa, 10 Maret 2015 / 06:05 WIB
Rupiah loyo, simpanan dollar dilirik
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi, Nina Dwiantika, Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah anjlok bukan akhir segalanya. Justru, selalu ada peluang, termasuk pada saat rupiah melemah seperti sekarang. 

Sebagai gambaran, pertahanan rupiah terhadap dollar AS kian melemah. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah melemah 0,49% ke Rp 13.047 per dollar AS.

Sedangkan, di pasar spot hingga pukul 20.40 WIB, rupiah merosot ke level Rp 13.051, posisi terburuk  sejak tahun 1998.

Bank besar juga sudah menjual dollar di atas Rp 13.000. Bahkan, lima bank diantaranya memasang kurs jual dollar AS di atas Rp 13.100. 

Nah, rupiah yang sedang loyo dimanfaatkan nasabah bank untuk memupuk simpanan berdenominasi dollar AS. Hasil pantauan KONTAN di KCP Bank BCA Jalan Kyai Maja, Jakarta, aktivitas perburuan dollar meningkat. "Sejak dua minggu terakhir, di sini banyak nasabah yang membuka tabungan, deposito dan giro dalam dollar," ujar Sari, salah satu customer service BCA, Jumat (6/3).

Aktivitas ini banyak dilakukan oleh nasabah prioritas BCA. "Mereka tidak menukar dollar ke rupiah, melainkan menambah dan membuka simpanan dollar," imbuh Sari. 

Toh, secara umum, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA menilai, animo masyarakat menyimpan dollar di bank belum besar. Lagi pula BCA justru sedang membatasi penghimpunan valas karena likuiditas valas BCA masih memenuhi permintaan kredit. "Simpanan valas akan naik jika bank memberi bunga simpanan tinggi," kata Jahja. 

Tren peningkatan simpanan valas juga terjadi di Bank BNI. Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI mengatakan, kenaikan animo masyarakat menyimpan dollar AS sudah terjadi pada beberapa pekan terakhir. 

BNI pun memanfaatkan situasi ini untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK) valas. Tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan DPK valas 14%-16%. Tahun lalu, DPK valas BNI turun 5% menjadi setara sekitar Rp 43,94 triliun. 

Memang, peningkatan tersebut tak terjadi merata di semua bank dan di semua wilayah. Di Bank BRI Cabang Palmerah, Jakarta, misalnya, belum tampak kenaikan pembukaan simpanan valas. "Belum ada permintaan untuk simpanan tabungan dan deposito valas baru," tutur Rendy Wahyu, Customer Service di kantor tersebut, kemarin.

Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata berpendapat, pelemahan rupiah belakangan ini tak berdampak langsung pada kenaikan simpanan valas di perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×